Trigana Air, Pesawat Yang Hilang Kontak di Papua, Oksibil Sebelum Mendarat - Lorenzo boleh merayakan kemenangannya setelah menjuarai MotoGp di Ceko. Namun Indonesia kembali dirundung kesedihan karena sebuah pesawat Trigana Air hilang kontak saat mengudara di Sentani menuju Oksibil, Papua. Hingga saat ini belum dapat ditemukan. Direktur Operasional Trigana Air Beny Sumariyanto mengatakan bahwa timnya sudah berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional untuk menangani hilangnya pesawat tersebut.
Kontak terakhir yang dilakukan pesawat nahas tersebut dengan menara pengawas adalah saat pesawat tersebut sedang dalam proses turun ketinggian.Terkait dengan data penumpang, Beny mengungkapkan pesawat tersebut dikendalikan oleh pilot bernama Kapten Hasanuddin. Sementara untuk jumlah penumpang, Benny mengungkapkan ada 49 penumpang.Ada 44 orang dewasa, dua anak-anak, dan tiga balita.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub J.A. Barata mengatakan selain pilot Hasanudin, terdapat kru lain dalam pesawat, yakni kopilot Ariadin, pramugari Ika N dan Ditta A, dan teknisi Mario.
Trigana Ar Service adalah maskapai penerbangan nasional yang didirikan awal 1991 dengan dua pesawat jenis Beechcraft B200 King Air dan dua helikopter jenis NBell-412SP yang dibuat oleh PT DI. Laman Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa Trigana Air Service kini memiliki 24 rute penerbangan yang sebagian besar merupakan penerbangan perintis. Rute itu antara lain Ambon-Langgur, Jakarta-Pangkalan Bun dan Jayapura-Wamena.
Menurut Laman Trigana, Saat ini perusahaan itumengoperasikan 16 pesawat yang terdiri dari tujuh ATR 42-300, tiga ATR 72-202, tiga-Boeing 737-200A dan tiga Boeing 737-300 Freighter. Trigana Air Service masuk dalam daftar maskapai penerbangan Indonesia yang dilarang beroperasi di Eropa karena faktor keselamatan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa pada akhir Juni 2015 lalu. Perusahaan ini sebelumnya mengalami dua kali kecelakaan yaitu pada 11 Februari 2010 ketika pesawat jenis ATR42-300 mendarat darurat di Bone karena kerusakan mesin yang menyebabkan dua orang luka parah. Pada 8 April 2012, pesawat DHC-6-Twin Otter yang membawa delapan penumpang dan awak melewati landasan di bandara Mulia, Papua ketika mendarat. Satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka dalam kecelakaan ini.
ATR 42-300 merupakan salah satu pesawat generasi pertama yang dibuat perusahaan gabungan Perancis-Italia, Aerei da Trasporto Regionale atau Avions De Transport Regional (ATR).Pihak ATR mengklaim ATR 42-300 merupakan jenis pesawat dengan biaya operasi yang lebih murah. Sekitar 400 generasi pertama pesawat ATR 42 telah dipesan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia. Sumber Hak Cipta : Cnnindonesia.com
Trigana Air, Pesawat Yang Hilang Kontak di Papua, Oksibil Sebelum Mendarat - Lorenzo boleh merayakan kemenangannya setelah menjuarai MotoGp di Ceko. Namun Indonesia kembali dirundung kesedihan karena sebuah pesawat Trigana Air hilang kontak saat mengudara di Sentani menuju Oksibil, Papua. Hingga saat ini belum dapat ditemukan. Direktur Operasional Trigana Air Beny Sumariyanto mengatakan bahwa timnya sudah berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional untuk menangani hilangnya pesawat tersebut.
Kontak terakhir yang dilakukan pesawat nahas tersebut dengan menara pengawas adalah saat pesawat tersebut sedang dalam proses turun ketinggian.Terkait dengan data penumpang, Beny mengungkapkan pesawat tersebut dikendalikan oleh pilot bernama Kapten Hasanuddin. Sementara untuk jumlah penumpang, Benny mengungkapkan ada 49 penumpang.Ada 44 orang dewasa, dua anak-anak, dan tiga balita.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub J.A. Barata mengatakan selain pilot Hasanudin, terdapat kru lain dalam pesawat, yakni kopilot Ariadin, pramugari Ika N dan Ditta A, dan teknisi Mario.
Trigana Ar Service adalah maskapai penerbangan nasional yang didirikan awal 1991 dengan dua pesawat jenis Beechcraft B200 King Air dan dua helikopter jenis NBell-412SP yang dibuat oleh PT DI. Laman Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa Trigana Air Service kini memiliki 24 rute penerbangan yang sebagian besar merupakan penerbangan perintis. Rute itu antara lain Ambon-Langgur, Jakarta-Pangkalan Bun dan Jayapura-Wamena.
Menurut Laman Trigana, Saat ini perusahaan itumengoperasikan 16 pesawat yang terdiri dari tujuh ATR 42-300, tiga ATR 72-202, tiga-Boeing 737-200A dan tiga Boeing 737-300 Freighter. Trigana Air Service masuk dalam daftar maskapai penerbangan Indonesia yang dilarang beroperasi di Eropa karena faktor keselamatan yang dikeluarkan oleh Uni Eropa pada akhir Juni 2015 lalu. Perusahaan ini sebelumnya mengalami dua kali kecelakaan yaitu pada 11 Februari 2010 ketika pesawat jenis ATR42-300 mendarat darurat di Bone karena kerusakan mesin yang menyebabkan dua orang luka parah. Pada 8 April 2012, pesawat DHC-6-Twin Otter yang membawa delapan penumpang dan awak melewati landasan di bandara Mulia, Papua ketika mendarat. Satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka dalam kecelakaan ini.
ATR 42-300 merupakan salah satu pesawat generasi pertama yang dibuat perusahaan gabungan Perancis-Italia, Aerei da Trasporto Regionale atau Avions De Transport Regional (ATR).Pihak ATR mengklaim ATR 42-300 merupakan jenis pesawat dengan biaya operasi yang lebih murah. Sekitar 400 generasi pertama pesawat ATR 42 telah dipesan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia. Sumber Hak Cipta : Cnnindonesia.com
0 Response to "Trigana Air, Pesawat Yang Hilang Kontak di Papua, Oksibil Sebelum Mendarat"
Post a Comment