Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 3 Part 1

Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 3 Part 1 - Putri duyung Sae Wa pun naik ke atas permukaan air laut. Sae Wa memandangi lentera yang terbang ke langit. Tak lama Sae Wa memandangi seorang sosok yakni Dam Ryung dan terpesona dengannya. Dengan perahunya, Dam Ryung menghampiri sang putri duyung serta menanyakan namanya. Putri Duyung,”Namaku adalah Sae Wa”. Dam Ryung pun memberitahukan bahwa dia memiliki seorang adik yang meninggal dunia ketika dia masih muda, dan nama dari anak itu adalah Sae Wa, Dam Ryung hendak menjelaskan nama arti Sae Wa. Sae Wa menyahut,”Itu artinya adalah sebuah terang, anak yang bersinar”. Putri duyung Sae Wa memberitahukan ada seseorang yang memberikan nama itu kepadanya, Sae Wa,”Haruskah aku menceritakan ceritanya?”.

Muncullah masa silam yakni pada masa 20 tahun yang lalu di musim panas. Sae Wa menceritakan ada seorang anak yang datang dari Hanyang untuk mengunjungi rumah keluarga ibunya dan bermain di pantai. Tanpa sadar anak itu menerima tantangan temannya untuk berjalan hingga ke ujung pantai.  Akhirnya anak itupun tenggelam. Ketika anak itu tenggelam, ada muncul seorang putri duyung. Putri duyung itu menolong anak kecil itu dan membawanya ke daratan. Anak itu memperkenalkan namanya sebagai Dam Ryung. Sayangnya putri duyung itu tak memiliki nama.

Akhirnya Dam Ryung memberikan nama kepada putri duyung kecil itu dengan nama Sae Wa, yang berarti terang, dan anak yang bersinar. Putri duyung Sae Wa bermain dengan dam Ryung kecil.  Sae Wa menceritakan anak itu kembali ke rumahnya,  namun  sayang tak memiliki kesempatan lagi untuk kembali ke pantai bertemu dengan Sae Wa. Dam Ryung memohon kepada ayahnya untuk kembali ke pantai dekat rumah keluarganya, ayah Dam Ryung,”Jadi setelah kembali dari rumah kakekmu di Heupgo, akankah kamu belajar keras?”. Dam Ryung berjanji,”Saya  akan belajar dengan keras”.

Akhirnya, Dam Ryung bisa kembali ke pantai dan bertemu dengan Sae Wa. Dam Ryung kecil memberikan makanan kepada Sae Wa kecil yang belum pernah dicicipinya, dan membiarkan Sae Wa melihat hal2 yang indah buat pertama kalinya. Dam Ryung kecil serta Sae Wa menghabiskan waktu bersama dan bertumbuh bersama, dan keduanya  bertumbuh menjadi pemuda. Dam Ryung,”dalam setengah bulan, sebuah surat pelaminan akan datang ke rumahku. Saya akan menikah”.

Sayangnya Sae Wa tak mengerti arti menikah. Dam Ryung menjelaskan ke Sae Wa bahwa dia harus tinggal hidup bersama gadis lain dan melindunginya. Sae Wa ingin tahu apakah Dam Ryung tidak akan ke pantai lagi. Sayangnya, Dam Ryung tak bisa memastikan hal itu. Sae Wa sadar dia tak bisa ke daratan dan hal itu akan membuat hubungannya bersama Dam Ryung menjadi sangat sulit. Sae Wa,”Saya dengar jika putri duyung pergi ke daratan, mereka akan menciptakan kaki. Namun tidak sekarang”. Dam Ryung menegaskan dia tak ingin meninggalkan Sae Wa, dan tak mau melindungi gadis yang lain. Namun Sae Wa bingung, karena dia tak bisa pergi ke daratan, dan Dam Ryung sendiri tak bisa hidup di air. Karena Sae Wa sedih, dia pun melompat kedalam air laut, dan meninggalkan Dam Ryung.

Di malam pertamanya, Dam Rung pun meninggalkan pengantin wanitanya, dan mengendarai kuda selama beberapa hari untuk menuju ke samudera. Di depan laut lepas, Dam Ryung memanggil nama Sae Wa, tapi Sae Wa tak muncul. Akhirnya Dam Ryung menenggelamkan dirinya ke dalam laut lepas, karena dia tahu si putri duyung Sae Wa akan menyelamatkannya. Namun sayang Dam Ryung tak mengetahui hal lain secara terperinci, bahwa putri duyung memiliki kemampuan khusus yakni mencium seorang manusia untuk menghapuskan ingatan mereka terhadap putri duyung. Akhirnya Sae Wa mencium Dam Ryung agar si putri duyung bisa menghilang seperti gelembung air laut di dalam ingatan Dam Ryung. Dam Ryung akhirnya tiba di daratan dan melupakan Sae Wa.

Dua puluh tahun kemudian, mereka akhirnya dipertemukan kembali. Dam Ryung menjelaskan ke Sae Wa bahwa istrinya meninggalkan karena penyakit paru2 setelah mereka berdua menikah. Dam Ryung,”tepat dekat kematiannya, dia benci kepadaku karena lari di malam pertama kami. Saya tidak mengingat apapun kenapa saya lari pada malam itu. Apakah saya adalah anak itu?”. Kemudian Sae Wa pun mendekati perahu Dam Ryung dan memandanginya dengan tajam. Dan muncullah kembali ke masa kini, era millennium, dimana putri duyung Sae Wa menghampiri Joon Jae. Sae Wa  lalu mendekati Joon Jae, dan menciumnya. Akhirnya, ingatan Joon Jae ketika  memberikan payung kepada Sae Wa terhapus. Sae Wa juga menghapus ingatan Joon Jae ketika mereka bertemu di taman bunga di Spanyol. Dengan ciuman itu, ingatan Joon Jae pun menghilang akan kenangannya bersama putri duyung Sae Wa.

Akhirnya, Joon Jae pun terdampar di sebuah pulau. Di dalam telinga Joon Jae hanya tergiang kalimat Sae Wa  yang mengatakan cinta kepadanya.  Joon Jae berusaha mengingat aktivitasnya selama di Spanyol, namun tak ada kemunculan putri duyung Sae Wa.  Joon Jae,”Kenapa saya melompat kesana? Ugh saya pastinya sudah gila. Ah sakitnya kepalaku”. Joon Jae lalu terheran melihat gelang giok jaman Joseon yang ada di tangannya, dan disampingnya terdapat sebuah mutiara sebagai tanda ingatannya sudah terhapuskan. Joon Jae akhirnya berada di pesawat, dan seorang pramugari menyuguhkannya sebotol wine. Dari laut lepas, putri duyung Sae Wa pun mengikuti  arah dari pesawat Joon Jae. Namun putri duyung Sae Wa  sedih karena tak bisa mengejar laju pesawat itu.

Joon Jae pun akhirnya tiba di bandara Incheon. Di dalam bandara, siaran TV menyiarkan sebuah berita kasus pembunuhan yang melibatkan seorang pelaku terduga yakni Ma Dae Young, yang berumur 40 tahun. Joon Jae kemudian berada di bandara Incheon, dan dia tanpa sengaja berpapasan dengan Dae Young yang menyamar sebagai tukang juru parkir. Joon Jae bertemu dengan Nam Doo, dan Nam Doo kaget melihat Joon Jae yang masih hidup.

Joon Jae pun marah kepada Nam Doo sembari memukulnya, namun Nam Doo mengaku memikirkan Joon Jae selama ini. Joon Jae lalu mencekik Nam Doo, karena Nam Doo menggunakan rumahnya seakan rumah itu miliknya. Nam Doo lari dari Joon Jae, Joon Jae,”Ah… orang  itu tak bisa dipercaya”. Nam Doo pun masuk kedalam rumah, dan Joon Jae melihat Tae Ho di dalam rumahnya. Nam Doo,”Apa kamu mau makan. Hanya rumah ini yang tidak diketahui karena kamu sudah pindah dan dengan cepat menghapuskan semua alamat”.

Nam Doo lalu mengungkit tentang nyonya Jang Ji Ok dari kota Myeong Dong, yang sungguh mempercayainya, dan bisa melakukan apapun. Nam Doo memandangi Joon Jae sambil memberitahukan bahwa ada sesuatu yang penting diantara mereka. Nam Doo lalu mengajak Joon Jae keluar rumah untuk berbicara dengannya, Nam Doo,”Biarkan aku melihat objeknya. Kenyatannya, saya gelisah kamu tidak kembali karena hal itu, saya sungguh kuatir”, sambil memeluk Joon Jae.

Joon Jae sendiri bingung dengan apa yang dimaksud oleh Nam Doo. Nam Doo,”Apa maksudmu? Uangmu dan uang 6 milyar wonku!”. Nam Doo lalu mengungkit tentang gelang giok zaman Joseon. Joon Jae  sendiri bingung mengapa Nam Doo mengetahui gelang itu, Nam Doo mengaku tahu gelang itu dari Joon Jae sendiri. Nam Doo,”kamu bilang kamu menipu  beberapa gadis yang kamu temui di Spanyol”. Joon Jae,”Gadis? Gadis apanya?”.

Nam Doo tak ingin tertipu oleh muslihat Joon Jae, dan meminta Joon Jae jujur kepadanya. Namun Joon Jae sendiri bingung dengan apa yang dimaksud oleh Nam Doo. Nam Doo,”Kamu bilang bertemu dengan seorang bodoh, tidak terlalu pintar, dan gadis yang aneh”. Di dalam laut  lepas sendiri, putri duyung Sae Wa menyusuri laut lepas jauh untuk menemui Joon Jae di Seoul. Nam Doo lalu memperlihatkan gambar gelang yang dikirimkan oleh Joon  Jae lewat sms. Joon Jae sendiri merasa sudah gila karena gelang ini. Nam Doo meledek Joon Jae yang pulang dari Hollywoood bukan dari Spanyol, karena akting berbohongnya yang sangat hebat. Joon Jae mengaku dia tak pernah mengirim sms, bahkan bertemu dengan seorang gadis aneh. Nam Doo ingin tahu apakah Joon Jae memiliki gelangnya, Joon Jae menjawab,”yah saya memilikinya’’. Nam Doo tak menyangka Joon Jae bisa melupakan sesuatu yang luar biasa, Nam Doo,”Dimana kamu mendapatkannya? Kamu juga tak bisa mengingatnya?”.

Joon Jae berusaha mengingat ketika dia bermain korek api dengan seorang gadis, namun tak bisa mengingat dengan jelas kejadian itu. Nam Doo bingung dengan apa yang dijelaskan oleh Joon Jae, dan Nam Doo juga tak mau tahu akan hal itu. Nam Doo,”Ayo kita lihat objeknya dulu. Kita harus menilainya dulu”. Joon Jae,”Situasi lagi tidak tepat. Saya juga merasa gelisah”. Joon Jae pun pergi dari Nam Doo. Nam Doo berteriak meminta Joon jae untuk menyerahkan gelang itu padanya agar joon jae tak terbebani, namun Joon Jae tak menghiraukan Nam Doo. Putri duyung Sae Wa sendiri berada memandangi bulan, dan merasa  jaraknya sudah dekat ke Seoul. Sae Wa teringat kata2 Joon Jae sebelum Sae Wa menghapuskan ingatan Joon Jae bahwa Seoul adalah kampung halamannya. Saat itu, Joon Jae mengajak putri duyung Sae Wa untuk pergi ke Seoul. Joon Jae lalu menghentikan mobilnya, Joon Jae,”Bukannya saya merayumu ke Seoul. Jadi jangan salah mengerti padaku dan dengarkan”. Joon Jae lalu menjelaskan di kota Seoul terdapat banyak hal yang putri duyung Sae Wa akan sukai, seperti restoran dengan sajian makanan lezat.

Joon Jae tahu Sae Wa sangat menyukai makan, dan seringkali lapar. Joon Jae lalu menjelaskan ada sebuah tempat di kota Seoul bernama Sungai Han, dimana disekitaran sungai Han itu akan ada pesta kembang api di musim gugur. Joon Jae mengaku menonton pesta kembang api itu di titik yang bagus yakni gedung 63. Joon Jae,”Wow, disana sungguh indah. Saya akan mengajakmu melihatnya bersamaku”. Sae Wa,”Bersama”. Joon jae,”yah, bersamaku”.

Putri duyung Sae Wa pun berjanji ingin pergi ke Seoul bersama Joon Jae. Joon Jae pun menyuruh Sae Wa untuk menepati janjinya itu. Akhirnya putri duyung Sae Wa pun menepati janjinya mengarungi laut lepas menuju ke Seoul.  Joon Jae bermimpi dan teringat ketika dia tenggelam dan mendengarkan kalimat cinta yang diutarakan oleh putri duyung Sae Wa. Joon Jae,”Siapakah dia? Ahh saya akan gila”, sambil memegang dadanya. Lalu muncullah masa 3 bulan kemudian setelah Joon Jae berpisah dari putri duyung Sae Wa. Joon Jae lau melihat sebuah acara TV yang menampilkan Gil Joong, Gil Joong lalu menjelaskan konsep pengembang real estate-nya. Gil Joong,”Secara sederhana menaruh pengembang perumahan menggunakan imajinasi untuk mencipatakan sesuatu yang tak ada. Seperti seorang pengukur tanah akan melihat kompleks apartemen atau…”, lalu Joon Jae mematikan TVnya.

Gil Joong berbicara dengan rekan bisnisnya. Disisi lain, Jin Joo dan Soo Hee (diperankan oleh Hwan Shin Hye) berbincang, Jin Joo,”Kamu sepertinya sebuah majalah yang tersebar”. Gil Joong, Soo Hee, serta Jin Joo berbincang bersama dengan seorang pria, pria,”Anak perempuan sungguh menyenangkan, namun seorang anak pria seperti replika. Dia mirip denganku ketika akan bertumbuh. Gen sungguh menakjubkan”. Jin Joo lalu mengalihkan pembicaraan dan meminta pamit, sambil membawa pria itu. Jin Joo marah kepada pria itu, dan memintanya berhati2 dalam perkataannya. Jin Joo,”Ada rumor yang mengatakan bahwa anak dari CEO Huh mengendalikan sesuatu yang bukan miliknya. Gadis yang ada disana adalah Kang Seo Hee istri keduanya. Anak pertama CEO Huh lari dari rumah beberapa waktu lalu, dan tak ada berita tentangnya”.

Jin Joo marah kepada pria itu yang tak tahu berita yang dijelaskannya tadi, sambil menyuruhnya membaca majalah bukan hanya surat kabar saja. Jin Joo,”Ayo kita lihat gambar besarnya. Gambar besar, oke?”. Pria,”Ada apa dengan anak bilogisnya?. Skala pemberontakannya sungguh besar”. Tae Hoo serta Nam Doo menghabiskan bir serta ice cream di kulkas Joon Jae, dan membuatnya kesal. Joon Jae menyuruh Nam Doo serta Tae Hoo pergi dari rumahnya, karena mereka sudah tinggal di rumahnya selama 3 bulan. Namun Nam Doo tak bisa pergi karena orang2 dari kota Myeongdong mencari mereka. Nam Doo menjelaskan nyonya Ji Ok serta orang2 dari Myeogdong mengira Joon Jae sudah meninggal sehingga mereka tak mencari Joon Jae. Nam Doo,”Saya bukanlah orang yang makan tidur bersama pria didalam satu rumah”.

Karena kesalnya, Joo Jae melemparkan bantal kepada Nam Doo, dan keduanya menatap Tae Hoo yang asyik bermain game. Sae Wa lalu muncul di hadapan nelayan pulau Jeju, dan bertanya kepada mereka arah laut menuju ke Seoul. Nelayan,”kamu hanya harus lurus ke samudera barat”. Lalu Sae Wa masuk kedalam laut, dan menyelam, sedangkan para nelayan pulau Jeju keget melihatnya. Para nelayan pulau Jeju tak menyangka Sae Wa berenang menuju kota Seoul. Nelayan itupun mengira Sae Wa adalah hanyeo (perenang hebat). Para ahjumma membersihkan sampah di pesisir pantai, lalu mereka berkumpul sembari mengenang keajaban Nabi  Musa dalam membela laut. Para ahjumma itu akhirnya bisa membuat jembatan dari pasir yang dibuat di tengah laut. Tak lama, putri duyung Sae Wa muncul dan menjelma menjadi seorang manusia dengan gaya pakaian yang lucu.

Para ahjumma kaget melihat Sae Wa yang tiba2 muncul dari tengah laut. Sae Wa mendekati para ahjumma, dan bertanya, Sae Wa,”Apakah ini Seoul?”. Ahjumma,”Bukan”. Sae Wa,”Saya harus pergi lebih jauh lagi?. Ini sungguh melelahkan. Saya berenang jauh hingga mau muntah”. Para ahjumma itu lalu mengajak Sae Wa untuk pergi bersama mereka, karena mereka juga akan pergi ke Seoul. Sumber dari aktriskorea.web.i
Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 3 Part 1 - Putri duyung Sae Wa pun naik ke atas permukaan air laut. Sae Wa memandangi lentera yang terbang ke langit. Tak lama Sae Wa memandangi seorang sosok yakni Dam Ryung dan terpesona dengannya. Dengan perahunya, Dam Ryung menghampiri sang putri duyung serta menanyakan namanya. Putri Duyung,”Namaku adalah Sae Wa”. Dam Ryung pun memberitahukan bahwa dia memiliki seorang adik yang meninggal dunia ketika dia masih muda, dan nama dari anak itu adalah Sae Wa, Dam Ryung hendak menjelaskan nama arti Sae Wa. Sae Wa menyahut,”Itu artinya adalah sebuah terang, anak yang bersinar”. Putri duyung Sae Wa memberitahukan ada seseorang yang memberikan nama itu kepadanya, Sae Wa,”Haruskah aku menceritakan ceritanya?”.

Muncullah masa silam yakni pada masa 20 tahun yang lalu di musim panas. Sae Wa menceritakan ada seorang anak yang datang dari Hanyang untuk mengunjungi rumah keluarga ibunya dan bermain di pantai. Tanpa sadar anak itu menerima tantangan temannya untuk berjalan hingga ke ujung pantai.  Akhirnya anak itupun tenggelam. Ketika anak itu tenggelam, ada muncul seorang putri duyung. Putri duyung itu menolong anak kecil itu dan membawanya ke daratan. Anak itu memperkenalkan namanya sebagai Dam Ryung. Sayangnya putri duyung itu tak memiliki nama.

Akhirnya Dam Ryung memberikan nama kepada putri duyung kecil itu dengan nama Sae Wa, yang berarti terang, dan anak yang bersinar. Putri duyung Sae Wa bermain dengan dam Ryung kecil.  Sae Wa menceritakan anak itu kembali ke rumahnya,  namun  sayang tak memiliki kesempatan lagi untuk kembali ke pantai bertemu dengan Sae Wa. Dam Ryung memohon kepada ayahnya untuk kembali ke pantai dekat rumah keluarganya, ayah Dam Ryung,”Jadi setelah kembali dari rumah kakekmu di Heupgo, akankah kamu belajar keras?”. Dam Ryung berjanji,”Saya  akan belajar dengan keras”.

Akhirnya, Dam Ryung bisa kembali ke pantai dan bertemu dengan Sae Wa. Dam Ryung kecil memberikan makanan kepada Sae Wa kecil yang belum pernah dicicipinya, dan membiarkan Sae Wa melihat hal2 yang indah buat pertama kalinya. Dam Ryung kecil serta Sae Wa menghabiskan waktu bersama dan bertumbuh bersama, dan keduanya  bertumbuh menjadi pemuda. Dam Ryung,”dalam setengah bulan, sebuah surat pelaminan akan datang ke rumahku. Saya akan menikah”.

Sayangnya Sae Wa tak mengerti arti menikah. Dam Ryung menjelaskan ke Sae Wa bahwa dia harus tinggal hidup bersama gadis lain dan melindunginya. Sae Wa ingin tahu apakah Dam Ryung tidak akan ke pantai lagi. Sayangnya, Dam Ryung tak bisa memastikan hal itu. Sae Wa sadar dia tak bisa ke daratan dan hal itu akan membuat hubungannya bersama Dam Ryung menjadi sangat sulit. Sae Wa,”Saya dengar jika putri duyung pergi ke daratan, mereka akan menciptakan kaki. Namun tidak sekarang”. Dam Ryung menegaskan dia tak ingin meninggalkan Sae Wa, dan tak mau melindungi gadis yang lain. Namun Sae Wa bingung, karena dia tak bisa pergi ke daratan, dan Dam Ryung sendiri tak bisa hidup di air. Karena Sae Wa sedih, dia pun melompat kedalam air laut, dan meninggalkan Dam Ryung.

Di malam pertamanya, Dam Rung pun meninggalkan pengantin wanitanya, dan mengendarai kuda selama beberapa hari untuk menuju ke samudera. Di depan laut lepas, Dam Ryung memanggil nama Sae Wa, tapi Sae Wa tak muncul. Akhirnya Dam Ryung menenggelamkan dirinya ke dalam laut lepas, karena dia tahu si putri duyung Sae Wa akan menyelamatkannya. Namun sayang Dam Ryung tak mengetahui hal lain secara terperinci, bahwa putri duyung memiliki kemampuan khusus yakni mencium seorang manusia untuk menghapuskan ingatan mereka terhadap putri duyung. Akhirnya Sae Wa mencium Dam Ryung agar si putri duyung bisa menghilang seperti gelembung air laut di dalam ingatan Dam Ryung. Dam Ryung akhirnya tiba di daratan dan melupakan Sae Wa.

Dua puluh tahun kemudian, mereka akhirnya dipertemukan kembali. Dam Ryung menjelaskan ke Sae Wa bahwa istrinya meninggalkan karena penyakit paru2 setelah mereka berdua menikah. Dam Ryung,”tepat dekat kematiannya, dia benci kepadaku karena lari di malam pertama kami. Saya tidak mengingat apapun kenapa saya lari pada malam itu. Apakah saya adalah anak itu?”. Kemudian Sae Wa pun mendekati perahu Dam Ryung dan memandanginya dengan tajam. Dan muncullah kembali ke masa kini, era millennium, dimana putri duyung Sae Wa menghampiri Joon Jae. Sae Wa  lalu mendekati Joon Jae, dan menciumnya. Akhirnya, ingatan Joon Jae ketika  memberikan payung kepada Sae Wa terhapus. Sae Wa juga menghapus ingatan Joon Jae ketika mereka bertemu di taman bunga di Spanyol. Dengan ciuman itu, ingatan Joon Jae pun menghilang akan kenangannya bersama putri duyung Sae Wa.

Akhirnya, Joon Jae pun terdampar di sebuah pulau. Di dalam telinga Joon Jae hanya tergiang kalimat Sae Wa  yang mengatakan cinta kepadanya.  Joon Jae berusaha mengingat aktivitasnya selama di Spanyol, namun tak ada kemunculan putri duyung Sae Wa.  Joon Jae,”Kenapa saya melompat kesana? Ugh saya pastinya sudah gila. Ah sakitnya kepalaku”. Joon Jae lalu terheran melihat gelang giok jaman Joseon yang ada di tangannya, dan disampingnya terdapat sebuah mutiara sebagai tanda ingatannya sudah terhapuskan. Joon Jae akhirnya berada di pesawat, dan seorang pramugari menyuguhkannya sebotol wine. Dari laut lepas, putri duyung Sae Wa pun mengikuti  arah dari pesawat Joon Jae. Namun putri duyung Sae Wa  sedih karena tak bisa mengejar laju pesawat itu.

Joon Jae pun akhirnya tiba di bandara Incheon. Di dalam bandara, siaran TV menyiarkan sebuah berita kasus pembunuhan yang melibatkan seorang pelaku terduga yakni Ma Dae Young, yang berumur 40 tahun. Joon Jae kemudian berada di bandara Incheon, dan dia tanpa sengaja berpapasan dengan Dae Young yang menyamar sebagai tukang juru parkir. Joon Jae bertemu dengan Nam Doo, dan Nam Doo kaget melihat Joon Jae yang masih hidup.

Joon Jae pun marah kepada Nam Doo sembari memukulnya, namun Nam Doo mengaku memikirkan Joon Jae selama ini. Joon Jae lalu mencekik Nam Doo, karena Nam Doo menggunakan rumahnya seakan rumah itu miliknya. Nam Doo lari dari Joon Jae, Joon Jae,”Ah… orang  itu tak bisa dipercaya”. Nam Doo pun masuk kedalam rumah, dan Joon Jae melihat Tae Ho di dalam rumahnya. Nam Doo,”Apa kamu mau makan. Hanya rumah ini yang tidak diketahui karena kamu sudah pindah dan dengan cepat menghapuskan semua alamat”.

Nam Doo lalu mengungkit tentang nyonya Jang Ji Ok dari kota Myeong Dong, yang sungguh mempercayainya, dan bisa melakukan apapun. Nam Doo memandangi Joon Jae sambil memberitahukan bahwa ada sesuatu yang penting diantara mereka. Nam Doo lalu mengajak Joon Jae keluar rumah untuk berbicara dengannya, Nam Doo,”Biarkan aku melihat objeknya. Kenyatannya, saya gelisah kamu tidak kembali karena hal itu, saya sungguh kuatir”, sambil memeluk Joon Jae.

Joon Jae sendiri bingung dengan apa yang dimaksud oleh Nam Doo. Nam Doo,”Apa maksudmu? Uangmu dan uang 6 milyar wonku!”. Nam Doo lalu mengungkit tentang gelang giok zaman Joseon. Joon Jae  sendiri bingung mengapa Nam Doo mengetahui gelang itu, Nam Doo mengaku tahu gelang itu dari Joon Jae sendiri. Nam Doo,”kamu bilang kamu menipu  beberapa gadis yang kamu temui di Spanyol”. Joon Jae,”Gadis? Gadis apanya?”.

Nam Doo tak ingin tertipu oleh muslihat Joon Jae, dan meminta Joon Jae jujur kepadanya. Namun Joon Jae sendiri bingung dengan apa yang dimaksud oleh Nam Doo. Nam Doo,”Kamu bilang bertemu dengan seorang bodoh, tidak terlalu pintar, dan gadis yang aneh”. Di dalam laut  lepas sendiri, putri duyung Sae Wa menyusuri laut lepas jauh untuk menemui Joon Jae di Seoul. Nam Doo lalu memperlihatkan gambar gelang yang dikirimkan oleh Joon  Jae lewat sms. Joon Jae sendiri merasa sudah gila karena gelang ini. Nam Doo meledek Joon Jae yang pulang dari Hollywoood bukan dari Spanyol, karena akting berbohongnya yang sangat hebat. Joon Jae mengaku dia tak pernah mengirim sms, bahkan bertemu dengan seorang gadis aneh. Nam Doo ingin tahu apakah Joon Jae memiliki gelangnya, Joon Jae menjawab,”yah saya memilikinya’’. Nam Doo tak menyangka Joon Jae bisa melupakan sesuatu yang luar biasa, Nam Doo,”Dimana kamu mendapatkannya? Kamu juga tak bisa mengingatnya?”.

Joon Jae berusaha mengingat ketika dia bermain korek api dengan seorang gadis, namun tak bisa mengingat dengan jelas kejadian itu. Nam Doo bingung dengan apa yang dijelaskan oleh Joon Jae, dan Nam Doo juga tak mau tahu akan hal itu. Nam Doo,”Ayo kita lihat objeknya dulu. Kita harus menilainya dulu”. Joon Jae,”Situasi lagi tidak tepat. Saya juga merasa gelisah”. Joon Jae pun pergi dari Nam Doo. Nam Doo berteriak meminta Joon jae untuk menyerahkan gelang itu padanya agar joon jae tak terbebani, namun Joon Jae tak menghiraukan Nam Doo. Putri duyung Sae Wa sendiri berada memandangi bulan, dan merasa  jaraknya sudah dekat ke Seoul. Sae Wa teringat kata2 Joon Jae sebelum Sae Wa menghapuskan ingatan Joon Jae bahwa Seoul adalah kampung halamannya. Saat itu, Joon Jae mengajak putri duyung Sae Wa untuk pergi ke Seoul. Joon Jae lalu menghentikan mobilnya, Joon Jae,”Bukannya saya merayumu ke Seoul. Jadi jangan salah mengerti padaku dan dengarkan”. Joon Jae lalu menjelaskan di kota Seoul terdapat banyak hal yang putri duyung Sae Wa akan sukai, seperti restoran dengan sajian makanan lezat.

Joon Jae tahu Sae Wa sangat menyukai makan, dan seringkali lapar. Joon Jae lalu menjelaskan ada sebuah tempat di kota Seoul bernama Sungai Han, dimana disekitaran sungai Han itu akan ada pesta kembang api di musim gugur. Joon Jae mengaku menonton pesta kembang api itu di titik yang bagus yakni gedung 63. Joon Jae,”Wow, disana sungguh indah. Saya akan mengajakmu melihatnya bersamaku”. Sae Wa,”Bersama”. Joon jae,”yah, bersamaku”.

Putri duyung Sae Wa pun berjanji ingin pergi ke Seoul bersama Joon Jae. Joon Jae pun menyuruh Sae Wa untuk menepati janjinya itu. Akhirnya putri duyung Sae Wa pun menepati janjinya mengarungi laut lepas menuju ke Seoul.  Joon Jae bermimpi dan teringat ketika dia tenggelam dan mendengarkan kalimat cinta yang diutarakan oleh putri duyung Sae Wa. Joon Jae,”Siapakah dia? Ahh saya akan gila”, sambil memegang dadanya. Lalu muncullah masa 3 bulan kemudian setelah Joon Jae berpisah dari putri duyung Sae Wa. Joon Jae lau melihat sebuah acara TV yang menampilkan Gil Joong, Gil Joong lalu menjelaskan konsep pengembang real estate-nya. Gil Joong,”Secara sederhana menaruh pengembang perumahan menggunakan imajinasi untuk mencipatakan sesuatu yang tak ada. Seperti seorang pengukur tanah akan melihat kompleks apartemen atau…”, lalu Joon Jae mematikan TVnya.

Gil Joong berbicara dengan rekan bisnisnya. Disisi lain, Jin Joo dan Soo Hee (diperankan oleh Hwan Shin Hye) berbincang, Jin Joo,”Kamu sepertinya sebuah majalah yang tersebar”. Gil Joong, Soo Hee, serta Jin Joo berbincang bersama dengan seorang pria, pria,”Anak perempuan sungguh menyenangkan, namun seorang anak pria seperti replika. Dia mirip denganku ketika akan bertumbuh. Gen sungguh menakjubkan”. Jin Joo lalu mengalihkan pembicaraan dan meminta pamit, sambil membawa pria itu. Jin Joo marah kepada pria itu, dan memintanya berhati2 dalam perkataannya. Jin Joo,”Ada rumor yang mengatakan bahwa anak dari CEO Huh mengendalikan sesuatu yang bukan miliknya. Gadis yang ada disana adalah Kang Seo Hee istri keduanya. Anak pertama CEO Huh lari dari rumah beberapa waktu lalu, dan tak ada berita tentangnya”.

Jin Joo marah kepada pria itu yang tak tahu berita yang dijelaskannya tadi, sambil menyuruhnya membaca majalah bukan hanya surat kabar saja. Jin Joo,”Ayo kita lihat gambar besarnya. Gambar besar, oke?”. Pria,”Ada apa dengan anak bilogisnya?. Skala pemberontakannya sungguh besar”. Tae Hoo serta Nam Doo menghabiskan bir serta ice cream di kulkas Joon Jae, dan membuatnya kesal. Joon Jae menyuruh Nam Doo serta Tae Hoo pergi dari rumahnya, karena mereka sudah tinggal di rumahnya selama 3 bulan. Namun Nam Doo tak bisa pergi karena orang2 dari kota Myeongdong mencari mereka. Nam Doo menjelaskan nyonya Ji Ok serta orang2 dari Myeogdong mengira Joon Jae sudah meninggal sehingga mereka tak mencari Joon Jae. Nam Doo,”Saya bukanlah orang yang makan tidur bersama pria didalam satu rumah”.

Karena kesalnya, Joo Jae melemparkan bantal kepada Nam Doo, dan keduanya menatap Tae Hoo yang asyik bermain game. Sae Wa lalu muncul di hadapan nelayan pulau Jeju, dan bertanya kepada mereka arah laut menuju ke Seoul. Nelayan,”kamu hanya harus lurus ke samudera barat”. Lalu Sae Wa masuk kedalam laut, dan menyelam, sedangkan para nelayan pulau Jeju keget melihatnya. Para nelayan pulau Jeju tak menyangka Sae Wa berenang menuju kota Seoul. Nelayan itupun mengira Sae Wa adalah hanyeo (perenang hebat). Para ahjumma membersihkan sampah di pesisir pantai, lalu mereka berkumpul sembari mengenang keajaban Nabi  Musa dalam membela laut. Para ahjumma itu akhirnya bisa membuat jembatan dari pasir yang dibuat di tengah laut. Tak lama, putri duyung Sae Wa muncul dan menjelma menjadi seorang manusia dengan gaya pakaian yang lucu.

Para ahjumma kaget melihat Sae Wa yang tiba2 muncul dari tengah laut. Sae Wa mendekati para ahjumma, dan bertanya, Sae Wa,”Apakah ini Seoul?”. Ahjumma,”Bukan”. Sae Wa,”Saya harus pergi lebih jauh lagi?. Ini sungguh melelahkan. Saya berenang jauh hingga mau muntah”. Para ahjumma itu lalu mengajak Sae Wa untuk pergi bersama mereka, karena mereka juga akan pergi ke Seoul. Sumber dari aktriskorea.web.i

0 Response to "Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 3 Part 1"

Post a Comment

Label

Sinopsis (2847) Entertaiment (2463) India (1043) Trailer (800) Film (776) Drama Korea (589) Movie (487) ANTV (372) Serial Tv (321) Blog (236) Sinetron (185) Film Indonesia (180) Film Korea (148) Drama (145) Anandhi ANTV (128) Blogging (127) Lonceng Cinta ANTV (117) Mohabbatein (117) Program TV (117) Review (110) Film India (109) Film Jepang (101) Selebritis (83) Sosial Media (80) GEET ANTV (71) Bisnis Online (68) Hollywood (68) Berita Popoler (64) MNCTV (61) Thapki ANTV (60) Comedy (55) Drama Asia (53) Action (49) Marketing Online (49) Bisnis (48) Berita Populer (46) Gosip (46) Bollywood (45) TV (43) SCTV (38) Horor (37) Drama Jepang (33) Romance (32) Thriller (29) RCTI (26) Drama China (24) JanjiSuciVidya (24) Teknologi (22) Nasional (20) Film China (19) Dev dan Sona (18) PaakhiANTV (18) Facebook (17) Animation (16) Astha dan Shlok (16) Google Adsense (16) BigMovies (15) Drama Taiwan (15) Inspiratif (15) Tips (15) Berita Selebritis (14) Cahaya Cinta ANTV (14) Media Online (14) Uttaran (14) Berita Hollywood (13) K-POP (13) Internet (12) Korea (12) SWARAGINI ANTV (12) Aku (11) PUNARVIVAHANTV (11) SEO (11) Twitter (11) Gangaa Season 2 (10) Berita Film (9) Fantasi (8) Tips Menulis (8) Info (7) NET (6) Superhero (6) Uang Online (6) Video (6) Asia (5) MADHUBALAANTV (5) Tokoh Internet (5) Affiliate (4) Biography (4) Film Taiwan (4) Jepang (4) Kisah Sukses (4) Naagin SCTV (4) TVONE (4) Telenovela (4) Website (4) BIDAAI ANTV (3) Belahan Jiwa SCTV (3) Endless Love tvOne (3) Film Hongkong (3) Forex (3) LinkedIn (3) Musik (3) NakushaANTV (3) Ranveer Ishani (3) BOBOWOW (2) Doble Kara MNCTV (2) PANDU ANTV (2) Profil (2) Putri Biru ANTV (2) Sejarah (2) Tomorrow With You (2) Torn Apart TvOne (2) TransTV (2) Anak Langit SCTV (1) Award (1) Berkah Cinta SCTV (1) CINTA ELIF TVONE (1) Drama Mandarin (1) Forevermore MNCTV (1) Game (1) GatotKacaANTV (1) IKTPANTV (1) Japan (1) Lonceng Cinta (1) NadinANTV (1) Orphan Flowers TvOne (1) PangkuanHimalayaANTV (1) Roman Picisan RCTI (1) SiBoySCTV (1) Template (1) Winter Sun tvOne (1)