Sepertinya memang dimana pun itu akan terjadi. Kita tidak pernah rela melihat orang lain berhasil. Kita tidak pernah melihat usaha orang lain berhasil. Jadi bila usaha mereka berhasil, maka kita tidak akan senang dengan itu. Maka kita akan mengikuti apa yang dia lakukan. Agar kita bisa berhasil dan mendapat hasil yang mereka lakukan duluan. Maksudmu apa ? Saya tidak maksud aneh-aneh disini. Saya hanya melihat memang hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan dari setiap manusia.
Kalau kita melihat tetangga kita berhasil dengan membuka sebuah usaha, maka pastila kita tidak akan membiarkan dia berhasil sendirian. Ingin juga kita mendapatkan keuntungan tersebut. Tetangga kita membuka sebuah usaha warnet contohnya, kemudia melihat warnetnya rame. Artinya kita pun ingin membuka usaha tersebut. Tidak masalah kalau hanya membuka warnet sama dengan mereka, tapi yang menjadi masalah kita berusaha merusak usaha yang mereka buat dulu. Dengan menurunkan harga dari harga tetangga kita.
Saya juga melihat demikian di Dunia media televisi. Setelah Antv sukses dengan drama film india mulai jam 8, yaitu serial Jodha dan Akbar, Hatim, Mahabarata dan Mahdewa. Maka di stasiun tv swasta lainnya ada muncul serial dari india yanti di MNCTV dengan film India tentang Dewi Ular yang menuntut balas atas pembunuhan kedua orang tuanya. Begitu juga dengan di Stasiun TV Trans7 dengan serial ALADIN.
Baca Juga :
Mereka datang untuk memanaskan perang media televisi dalam penayangan film dari luar negeri. Seolah mereka tidak mau kalah dengan stasiun tv lainnya. Maka jika kita lihat dalam beberapa bulan ke depan, akan ada di setiap tv dari luar negeri. Ada stasiun tv yang gemar menayangkan drama korea, india, china dan lainnya. Hanya untuk bisa bersaing dan medapatkan rating tertinggi, tidak perduli serial tersebut bersifat edukasi atau tidak.
Jadi intinya, kita bisa mengambil kesimpulan sederhana. Bahwa kitalah yang seharusnya lebih hati-hati memilih tontonan yang bermutu bagi anak kita. Agar mereka kelak jangan ternodai dengan serial yang tidak mengedukasi anak-anak.
Sepertinya memang dimana pun itu akan terjadi. Kita tidak pernah rela melihat orang lain berhasil. Kita tidak pernah melihat usaha orang lain berhasil. Jadi bila usaha mereka berhasil, maka kita tidak akan senang dengan itu. Maka kita akan mengikuti apa yang dia lakukan. Agar kita bisa berhasil dan mendapat hasil yang mereka lakukan duluan. Maksudmu apa ? Saya tidak maksud aneh-aneh disini. Saya hanya melihat memang hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan dari setiap manusia.
Kalau kita melihat tetangga kita berhasil dengan membuka sebuah usaha, maka pastila kita tidak akan membiarkan dia berhasil sendirian. Ingin juga kita mendapatkan keuntungan tersebut. Tetangga kita membuka sebuah usaha warnet contohnya, kemudia melihat warnetnya rame. Artinya kita pun ingin membuka usaha tersebut. Tidak masalah kalau hanya membuka warnet sama dengan mereka, tapi yang menjadi masalah kita berusaha merusak usaha yang mereka buat dulu. Dengan menurunkan harga dari harga tetangga kita.
Saya juga melihat demikian di Dunia media televisi. Setelah Antv sukses dengan drama film india mulai jam 8, yaitu serial Jodha dan Akbar, Hatim, Mahabarata dan Mahdewa. Maka di stasiun tv swasta lainnya ada muncul serial dari india yanti di MNCTV dengan film India tentang Dewi Ular yang menuntut balas atas pembunuhan kedua orang tuanya. Begitu juga dengan di Stasiun TV Trans7 dengan serial ALADIN.
Baca Juga :
Mereka datang untuk memanaskan perang media televisi dalam penayangan film dari luar negeri. Seolah mereka tidak mau kalah dengan stasiun tv lainnya. Maka jika kita lihat dalam beberapa bulan ke depan, akan ada di setiap tv dari luar negeri. Ada stasiun tv yang gemar menayangkan drama korea, india, china dan lainnya. Hanya untuk bisa bersaing dan medapatkan rating tertinggi, tidak perduli serial tersebut bersifat edukasi atau tidak.
Jadi intinya, kita bisa mengambil kesimpulan sederhana. Bahwa kitalah yang seharusnya lebih hati-hati memilih tontonan yang bermutu bagi anak kita. Agar mereka kelak jangan ternodai dengan serial yang tidak mengedukasi anak-anak.
0 Response to "Perang Media dalam Serial Film dari Luar Negeri"
Post a Comment