Sosial Media itu sudah seperti keperluan primer saat ini. Bahkan anak SD sekalipun sudah mempunyai akun jejaring sosial media. Iya, dimana yang salah? Apakah pembuat aplikasi tersebut? atau pemakai aplikasinya. Bila saya ditanya, akan saya jawab Pembuat Aplikasi tidak bersalah. Karena pastinya dia menciptakan aplikasi tersebut untuk membantu masyarakat untuk lebih mengenal dunia. Lebih mengenal banyak masyarakat. Untuk berinteraksi.
Kesalahan yang paling banyak adalah pada penggunannya. Kenapa? Karena kadang kita sebagai pengguna berlebihan. Bahkan berlebihan bangat. Setiap menit update status, apa yang dilakukan setiap menit. Iya apa yang dimakannya. Apa yang dibelinya. Apa yang dimilikinya. Nah, disinilah kesalahan kita. Mengupdate apa yang kita miliki membuat orang iri. Mungkin dalam pikiran kita, itu tidak masalah. Tapi bagi orang lain, itu menjadi peluang untuk berbuat kejahatan. Dimana sekarang susah mencari pekerjaan yang halal. Kemudian apa yang akan dipikirkan mereka?
Jadi kejahatan dalam jejaring sosial itu adalah karena kita sendiri. Bahkan dari status anda, orang lain bisa melihat karakter dan perilaku anda. Orang lain bisa membaca titik lemah kita.
Bila anda sudah mempunyai anak, perhatikan hal tersebut. Semakin sering anak anda mengupdate status semakin sering berikan perhatian lebih padanya. Mungkin anak anda kurang perhatian, atau sedang berantem dengan temannya. Bisa saja, karena dia merasa dibiarkan dan tidak diperdulikan dengan kesibukan anda. Jadi dia curhat di jejaring sosial, yang tanpa dia sadari membawanya menjadi sasaran kejahatan.
Coba, kalau kita melihat status anak baru gede yang aneh-aneh. Kemudian kita ladeni, kita temani dia curhat. Kita dengar apa yang dia rasakan. Dengan sendirinya tanpa dia kenal dengan kita pasti si anak tersebut merasa aman dengan kita. Dia merasa nyaman. Merasa dirangkul.
Nah, saat si anak lengah. Si pelaku kejahatan merasa sudah bisa menaklukkan si korban. Seperti berita sebelumnya, si pelaku mengajak korban ketemuan. Pastinya dengan rasa percayanya pada pelaku, dia mau saja. Sebab dalam beberapa waktu, si pelaku kejahatan sudah memberikan si Korban rasa aman dan percaya. Dengan siap selalu menemaninya walaupun dari sosial media.
Jadi tetap waspada. Perhatikan anak-anak anda dari kejahatan yang ada di jejaring sosial media.
Baca Juga :
Baca Juga :
Sosial Media itu sudah seperti keperluan primer saat ini. Bahkan anak SD sekalipun sudah mempunyai akun jejaring sosial media. Iya, dimana yang salah? Apakah pembuat aplikasi tersebut? atau pemakai aplikasinya. Bila saya ditanya, akan saya jawab Pembuat Aplikasi tidak bersalah. Karena pastinya dia menciptakan aplikasi tersebut untuk membantu masyarakat untuk lebih mengenal dunia. Lebih mengenal banyak masyarakat. Untuk berinteraksi.
Kesalahan yang paling banyak adalah pada penggunannya. Kenapa? Karena kadang kita sebagai pengguna berlebihan. Bahkan berlebihan bangat. Setiap menit update status, apa yang dilakukan setiap menit. Iya apa yang dimakannya. Apa yang dibelinya. Apa yang dimilikinya. Nah, disinilah kesalahan kita. Mengupdate apa yang kita miliki membuat orang iri. Mungkin dalam pikiran kita, itu tidak masalah. Tapi bagi orang lain, itu menjadi peluang untuk berbuat kejahatan. Dimana sekarang susah mencari pekerjaan yang halal. Kemudian apa yang akan dipikirkan mereka?
Jadi kejahatan dalam jejaring sosial itu adalah karena kita sendiri. Bahkan dari status anda, orang lain bisa melihat karakter dan perilaku anda. Orang lain bisa membaca titik lemah kita.
Bila anda sudah mempunyai anak, perhatikan hal tersebut. Semakin sering anak anda mengupdate status semakin sering berikan perhatian lebih padanya. Mungkin anak anda kurang perhatian, atau sedang berantem dengan temannya. Bisa saja, karena dia merasa dibiarkan dan tidak diperdulikan dengan kesibukan anda. Jadi dia curhat di jejaring sosial, yang tanpa dia sadari membawanya menjadi sasaran kejahatan.
Coba, kalau kita melihat status anak baru gede yang aneh-aneh. Kemudian kita ladeni, kita temani dia curhat. Kita dengar apa yang dia rasakan. Dengan sendirinya tanpa dia kenal dengan kita pasti si anak tersebut merasa aman dengan kita. Dia merasa nyaman. Merasa dirangkul.
Nah, saat si anak lengah. Si pelaku kejahatan merasa sudah bisa menaklukkan si korban. Seperti berita sebelumnya, si pelaku mengajak korban ketemuan. Pastinya dengan rasa percayanya pada pelaku, dia mau saja. Sebab dalam beberapa waktu, si pelaku kejahatan sudah memberikan si Korban rasa aman dan percaya. Dengan siap selalu menemaninya walaupun dari sosial media.
Jadi tetap waspada. Perhatikan anak-anak anda dari kejahatan yang ada di jejaring sosial media.
Baca Juga :
Baca Juga :
0 Response to "Bahaya Sosial Media Dalam Kehidupan Sehari-hari"
Post a Comment