Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 9 Drama Korea Bagian Pertama

Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 9 Drama Korea Bagian Pertama - Joon Jae mengakui kini sudah memiliki rencana untuk menyukai Sim Chung, karenanya dia meminta Sim Chung untuk jangan pergi. Sim Chung,”jangan pergi?”. Joon Jae,”Sekarang sudah cukup, ayo pulang ke rumah”. Joon Jae berusaha memegang tangan Sim Chung, namun tiba2 saja dia malah jatuh pingsan tak berdaya, dan membuat Sim Chung kuatir dengannya. Joon Jae lalu bermimpi berada di depan sebuah cermin dan memandangi sebuah cermin serta melihat sosok dirinya sendiri dari jaman Joseon.

Di alam nyata, Sim Chung terus berteriak memanggil nama Joon Jae, dan banyak orang berkerumunun melihat keadaan Joon Jae, dan seorang ajusshi bergegas menelpon ambulans. Di alam mimpi, sosok Joon Jae serta Dae Young saling menanyakan diri mereka satu sama lain. Dam Ryung lalu memperkenalkan dirinya. Dam Ryung,”jika kamu adalah diriku di masa depan,, ingatlah kata2 ini lagi sebelum berjalan dari mimpi ini. Segalanya akan terulang sendiri. Nasib yang terjadi disini juga akan terpenuhi disana, termasuk nasib yang juga menyakitkan. Lindungilah wanita itu dari orang yang berbahaya”.

Tak lama Joon Jae tersadar dari alam mimpi itu, dan terbangun. Joon Jae mengaku baik2 saja, dan Sim Chung pun langsung memeluknya. Joon Jae dan Sim Chung pun menyusuri jalan kota, dan Joon Jae ingin tahu apakah Sim Chung baik2 saja, Sim Chung menyahut,”Saya sekarang tidak sakit lagi”. Joon Jae lalu memegang Sim Chung, dan menegaskan entah Sim Chung menyukainya atau tidak, ataukah Joon Jae memiliki rencana untuk menyukai Sim Chung atau tidak dimana situasi ini sungguh mengganggu Joon Jae.

Joon Jae ingin tahu apakah Sim Chung mencoba untuk pergi darinya. Joon Jae ingin tahu kemana Sim Chung pergi dan bersama dengan siapa. Joon Jae,”Apa dengan pria PNS itu?”. Sim Chung,”Jeong Hoon sekarang sudah pergi. Sangat jauh”. Joon Jae ingin tahu apakah Sim Chung juga berencana pergi setelah Jeong Hoon pergi, sambil mengungkit saat Sim Chung mengatakan dia pernah makan ramyeon bersama pria. Sim Chung menegaskan dia tidak makan ramyeon bersama Jeong Hoon, Joon Jae,”Jadi siapa pria yang kamu maksud?”, Sim Chung,”Saya tidak bisa memberitahumu”. Karena Sim Chung tak ingin mengatakannya, Joon Jae mengajak Sim Chung bermain mesin capit boneka.

Sim Chung lalu ingin mengambil sebuah boneka gurita pink yang imut, namun Sim Chung tak berhasil. Joon Jae menasehati,”Kehidupan adalah sesuatu yang mungkin berhasil namun mungkin juga tidak. Namun jika kamu menyerah disini, boneka gurita warna pink  yang kamu pilih mungkin tidak pernah datang”. Joon Jae mamasukkan koin agar Sim Chung bermain mesin capit boneka itu kembali.

Sim Chung mencoba permainannya, namun dia gagal. Joon Jae menegaskan Sim Chung tidak boleh menyerah hingga apa yang diinginkannya menjadi miliknya. Sim Chung lalu berusaha keras untuk mendapatkan boneka gurita pink itu, dan membuat Joon Jae merasa ngantuk. Joon Jae lalu merasa ada yang salah dengan mesinnya dimana pemiliknya dengan sengaja melonggarkan mesin capit bonekanya, dan meminta Sim Chung pergi.

Sim Chung berusaha tak ingin menyerah, namun Joon Jae menjelaskan Sim Chung tidak menyerah hanya berhenti sejenak. Joon Jae menambahkan hal terpenting yang harus dipelajari oleh Sim Chung bahwa dia tidak boleh menyerah dengan apa yang sudah dia pilih. Sim Chung pun mengerti dia tak boleh menyerah, dan Joon Jae senang mendengarnya.

Akhirnya Joon Jae bersama Sim Chung kembali ke rumahnya. Nam Doo sudah sangat mengkhwatirkan Joon Jae, dan ingin tahu apakah Joon Jae sudah mengenali wajah orang yang menyerang. Sekilas, Joon Jae teringat dengan Dae Young serta tuan Yang di jaman Joseon. Joon Jae mengaku masih belum mengenali betul orang yang menyerangnya.

Tak lama perhatian Joon Jae tertuju pada sebuah acara TV yang memperlihatkan wajah Dae Young, Joon Jae,”Dialah orangnya”. Tak lama Sim Chung  menyahut,”Dia mengambil topinya hari ini”. Joon Jae lalu bertanya apakah Sim Chung mengingat orang yang muncul di TV tadi, yang pernah berpakaian layaknya polisi serta mengenakan topi berwarna hitam. Sim Chung,”Dia yang mengenakan topi polisi serta topi warna hitam”. Joon Jae,”Kamu.. Sudahkah kamu melihatnya setelah hari itu?”. Sim Chung menjawab,”Yah. Ketika saya melewati jalan”.

Nam Doo kaget mendengarnya karena ternyata Dae Young sudah sering membuntuti Sim Chung. Joon Jae pun marah besar mengapa Sim Chung tak mengatakan apapun kepadanya. Nam Doo melerai,”Cheong kamu juga tidak tahu. Kamu baru saja tahu. Kenapa kamu menyalahkannya?”. Joon Jae pergi, dan Nam Doo mengikutinya. Nam Doo membakar kayu guna menghangatkan tubuh, namun Joon Jae sudah sangat gelisah mengapa Dae Young membuntuti Sim Chung. Nam Doo menjelaskan Dae Young bukan hanya membuntuti Sim Chung, namun juga mencoba untuk membunuh Joon Jae.

Joon Jae bingung mengapa Dae Young mengikuti Sim Chung, lalu Joon Jae teringat perkataan Dam Ryung bahwa nasib di masa lampau akan kembali terulang dimasa sekarang, termasuk nasib menyedihkan. Joon Jae teringat dia harus melindungi Sim Chung dari Dae Young. Joon Jae memberitahukan ke Nam Doo bahwa dia pernah merasakan hidup di jaman Joseon, dan mengenakan gelang Dam Ryung. Nam Doo juga menceritakan mimpi omong kosongnya, dan membuat Joon Jae kesal. Nam Doo sendiri tak percaya Joon Jae adalah Dam Ryung.

Joon Jae merasa dia sedang melihat dunia yang sama yakni kehidupannya di dunia lain. Nam Doo yakin Joon Jae memiliki mimpi seperti itu karena Shi Ah memberitahukannya tentang penggalian dari sebuh kapal karam. Nam Doo yakin  fakta itu yang mempengaruhi alam pikiran Joon Jae, apalagi Joon Jae pernah mempelajari dunia hipnoterapi neuroscience. Nam Doo merasa adalah hal yang normal memiliki mimpi aneh sebelum memiliki projek yang besar, Nam Doo,”ini pastinya tanda projek Ahn Jin Joo kita akan sukses besar”.

Jin Joo sendiri sedang menelpon dan menceritakan tentang perkelahian anaknya dengan Seo Yuna.  Jin Joo,”Kamu tahulah gadis seperti itu selalu tak tahan dengan kondisi yang menyenangkan. Apa. Kamu dapat panggilan dari ibunya? Kenapa?. Ketika ada anak seperti itu, selalu anak kita yang menderita”.  Tak lama suami Jin Joo datang, dan dia heran Jin Joo terlalu  lama bicara di telepon namun tak berbicara secara rinci. Jin Joo lalu membahas tentang pertemuan suaminya dengan Gil Joong.

Suami Jin Joo mengaku sudah berusaha mengajak Gil Joong makan malam, namun dia sibuk dan belum menentukan waktunya. Jin Joo kesal mendengarnya dan mengaku sudah menyiapkan makan malam buat Gil Joong. Suami Jin Joo,”Dia bukan pria mudah. Jika ada sebuah nilai investasi, dia akan melakukannya sendiri dan tidak akan menyerahkannya pada kita”. Jin Joo kesal merasa  Gil Joong juga harus membagikan bisnisnya dengan mereka. Jin Joo,”Saya sungguh hati2 agar tidak tertangkap dengan audit external atau layanan pajak nasional”. Suami Jin Joo mengaku sudah berusaha keras untuk mendapatkan uang yang mereka idamkan, dan Jin Joo tidak ingin usaha keras suaminya menjadi sia2.

Dae Young lalu mendantangi rumah Seo Hee, dan meminta uang kepadanya. Dae Young mengaku Joon Jae bukanlah sebuah target yang mudah. Seo Hee memberitahukan ke Dae Young bahwa Gil Joong sudah ingin bertemu dengan pengacaranya untuk melegalkan keinginannya. Seo Hee tak ingin Gil Joong memberikan semua hartanya kepada Joon Jae. Tak lama Chi Hyun datang, dan Dae Yooung pun bergegas untuk pergi.

Chi Hyun masuk kedalam rumahnya, dan memberitahukan bahwa dia sudah pernah bertemu dengan Joon Jae secara tidak sengaja, namun Chi Hyun memberitahukan ke Seo Hee bahwa dia belum memberitahukan hal itu kepada ayahnya, Seo Hee,”Pekerjaan bagus. Dia lagi banyak tekanan baru2 ini. Saya pikir lebih baik kamu tidak memberitahukannya”.

Chi Hyun ingin tahu dimana  Joon Jae tinggal juga keadaannya, namun Seo Hee mengaku tak tahu menahu hal  itu. Chi Hyun,”lalu mengapa kamu tidak bertanya banyak padaku tentang dia? Bukannya kamu lebih banyak ingin tahu tentang dia semenjak saya bertemu dengannya?”. Seo Hee mengaku dia juga Gil Joong sudah banyak mendapatkan ketakutan besar dari Joon Jae. Seo Hee,”Tidakkah ini terasa aneh jika saya tertarik dan ayahmu tidak?”. Chi Hyun lalu merasa ayahnya tidak ingin memperlihatkan perasaannya terhadap Joon Jae, karena Seo Hee dan Chi Hyun.

Seo Hee ingin tahu apakah Chi Hyun tak senang dengan keadaan mereka sekarang, Seo Hee menjelaskan keadaan yang mereka rasakan sekarang akan berubah ketika Joon Jae sudah kembali. Seo Hee,”Kamu kira kamu akan menjaga apa yang kamu miliki?”. Chi Hyun mengaku ingin melindungi ibunya, namun Seo Hee menegaskan adalah tugasnya untuk melindungi Chi Hyun. Keesokan harinya, Chi Hyun berada di dalam mobil sambil hendak menelpon.

Di rumahnya, Joon Jae, Nam Doo, juga Tae Oh sedang melihat rekaman Dae Young yang membuatnya sulit tertangkap oleh polisi. Tak lama Chu Hyun menelpon Joon Jae, dan memberitahukan kondisi kepala Nam yang sedang terluka parah. Joon Jae merasa tak senang ketika Chi Hyun menelponnya, Chi Hyun,”nomormu adalah nomor terakhir yang dihubunginya sebelum kecelakaan”. Joon Jae lalu hendak pergi dan mencari Sim Chung, namun Nam Doo juga tak tahu keberadaannya, dia hanya tahu Sim Chung sudah pergi. Joon Jae marah mengapa Nam Doo membiarkan Sim Chung pergi. Joon Jae menelpon namun Sim Chung tak mengangkatnya, lalu Joon Jae melacak lokasi GPRS di hp Sim Chung.

Sim Chung sendiri bersama seorang noona yang bernama Jin Kyung. Jin Kyung,”Jadi pria ini memiliki rencana untuk menyukaimu. Jadi ini adalah hari pertama. Apa yang kamu lakukan sekarang sungguh penting jika kamu ingin dia sungguh mencintaimu”. Sim Chung pun ingin tahu apa yang harus dilakukannya agar membuat Joon Jae sungguh mencintainya. Jin Kyung lalu menjelaskan ada tiga langkah cinta, yakni cinta yang romantis, cinta yang seksi, dan cinta yang kotor.

Jin Kyung menjelaskan cinta kotor hanya milik orang yang ahli. Jin Kyung menyarankan agar Sim Chung memulai percintaannya dengan cinta yang romantis. Sim Chung ingin tahu seperti apa jenis cinta yang romantis. Jin Kyung pun menjelaskan,”Minum teh, makan, pergi ke  bioskop, membawamu ke rumah, mengirim sms untuk mengetahuimu,  mengirim emoji, pergi melihat bintang, membuat rencana buatmu, bermain mendorong dan menarikmu, dan mengakui perasaannya padamu. Namun semuanya ini mengarah pada hal2 yang kotor”. Sim Chung ingin tahu kekotoran yang dimaksud Jin Kyung, namun Jin Kyung tak ingin menjelaskannya.

Jin Kyung,”Jika kamu ceroboh, ini akan berakhir setelah melihat sebuah keburukan. Kamu hanya menembak tembakan cinta”. Lalu Jin Kyung memandangi seorang pria yang mencoba merayu pasangannya. Jin Kyung menjelaskan pria itu mencoba untuk menembakkan senjata hatinya. Jin Kyung lalu ingin tahu apakah Sim Chung dan pacarnya sudah membuat nama panggilan yang hanya digunakan  bersama pacarnya. Jin Kyung,”pacar pertamaku memanggilku mong2(artinya gonggongan anjing). Namun berakhir setelah seekor anjing berkelahi. Jangan menggunakan nama hewan. Akhrinya pasti tak bagus”. Sim Chung lalu ingin menggunakan nama panggilan putri duyung, namun Jin Kyung melarang Sim Chung menggunakannya.

Tak lama Joon Jae datang lalu menjemput Sim Chung, Joon Jae marah mengapa Sim Chung tak menjawab teleponnya. Joon Jae membawa Sim Chung pergi, dan bingung mengapa Sim Chung bermain dengan pengemis. Jin Kyung sontak marah dengan sindiran Joon Jae yang menyebutnya pengemis, Joon Jae memberikan salam dan pergi. Jin Kyung,”Saya bukan pengemis. Saya tak punya rumah! Orang jalanan!”, namun seorang malah memberikan uang koin kepada Jin Kyung dan dia kesal.

Joon Jae mendatangi ruang ICU dan menjenguk tuan Nam, dan keluarga kepala Nam menangis. Keluarga  tuan Nam,”Kamu selalu bilang Joon Jae kita2x..tolong bangunlah”. Joon Jae yakin tuan Nam tidak mabuk sambil menyetir, Joon Jae  ingin tahu kotak hitam mobilnya, sayangnya rekamannya tak ada. Muncullah masa silam ketika Dae Young menghapus rekaman kotak hitam di mobil tuan Nam.

Gil Joong bertemu dengan dokternya, dan Gil Joong divonis mengalami traumatik katarak. Dokter,”Mungkin Anda mengusap mata anda dengan keras atau ditinju?”. Gil Joong,”Tidak.. tidak ada seperti itu. Akhir2 ini penghilatanku tidak jelas dan gelap”. Dokter itu lalu membuatkan resep obat kepada Gil Joong  setelah mendengar gejala yang dirasakannya. Dokter,”Jika ini semakin memburuk, tidak ada cara lain selain transplantasi”.

Chi Hyun lalu bertemu dengan Sim Chung, dan Sim Chung memanggilnya sebagai keluarga Joon Jae. Chi Hyun,”Setidaknya hanya nona Sim Chung yang memanggilku keluarga Joon Jae”. Sim Chung,”Saya mengatakannya beberapa waktu lalu. Namun saya tidak putus dengan Heo Joon Jae”. Chi Hyun ingin tahu kapan keduanya menikah, Sim Chung menjawab,”Mulai sekarang, kami masih merencanakannya. Banyak hal”.

Sim Chung lalu mengungkit keluarga biasa bersikap hangat, namun tidak demikian dengan Chi Hyun serta Joon Jae. Tak lama  Gil Joong datang, dan Sim Chung bertanya,”Apa orang ini juga adalah keluarga Joon Jae?”. Gil Joong,”Apa kamu orang yang kenal dengan Joon Jae ku?”. Tak lama Joon Jae keluar dari ruangan kepala Nam, dan bertemu dengan ayahnya. Keduanya saling menatap dingin satu sama lain. Muncullah masa silam ketika Joon Jae kecil meminta ayahnya untuk membelikannya susu pisang, dan ayahnya membelikannya.

Joon Jae mengingat masa kecilnya ketika dia menyendiri dan menangis di kamarnya karena sakit, sementara sang ayah mentraktir Chi Hyun serta Seo Hee makan steak. Kembali ke masa sekarang, Gil Joong ingin tahu apa yang terjadi pada wajah Joon Jae. Joon Jae,”Kamu ingin tahu apa yang terjadi padaku sekarang?”. Gil Joong,”Jadi siapa yang menyuruhmu untuk pergi dari rumah dan menderita?”.

Joon Jae menegaskan dia tidak meninggalkan rumah namun meninggalkan sisi Gil Joong, sehingga dia merasa tidak menderita daripada harus tinggal di rumah Gil Joong. Joon Jae kini merasa jauh lebih baik. Gil Joong,”Apa yang saya lakukan  karena menjaga Chi Hyun lebih baik darimu?. Seorang anak bahkan tidak tahu hati anaknya. Apa kamu sungguh mengira saya menyukai Chi Hyun  lebih darimu sehingga saya lebih menjaganya”. Joon Jae menegaskan,”Kamu menyerah pada ibuku dan aku. Dan saat kita bersama itu”.

Sumber by aktriskorea.web.id/sinopsis-drama-korea/sinopsis-the-legend-of-the-blue-sea-episode-9-drama-korea-bagian-pertama/
Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 9 Drama Korea Bagian Pertama - Joon Jae mengakui kini sudah memiliki rencana untuk menyukai Sim Chung, karenanya dia meminta Sim Chung untuk jangan pergi. Sim Chung,”jangan pergi?”. Joon Jae,”Sekarang sudah cukup, ayo pulang ke rumah”. Joon Jae berusaha memegang tangan Sim Chung, namun tiba2 saja dia malah jatuh pingsan tak berdaya, dan membuat Sim Chung kuatir dengannya. Joon Jae lalu bermimpi berada di depan sebuah cermin dan memandangi sebuah cermin serta melihat sosok dirinya sendiri dari jaman Joseon.

Di alam nyata, Sim Chung terus berteriak memanggil nama Joon Jae, dan banyak orang berkerumunun melihat keadaan Joon Jae, dan seorang ajusshi bergegas menelpon ambulans. Di alam mimpi, sosok Joon Jae serta Dae Young saling menanyakan diri mereka satu sama lain. Dam Ryung lalu memperkenalkan dirinya. Dam Ryung,”jika kamu adalah diriku di masa depan,, ingatlah kata2 ini lagi sebelum berjalan dari mimpi ini. Segalanya akan terulang sendiri. Nasib yang terjadi disini juga akan terpenuhi disana, termasuk nasib yang juga menyakitkan. Lindungilah wanita itu dari orang yang berbahaya”.

Tak lama Joon Jae tersadar dari alam mimpi itu, dan terbangun. Joon Jae mengaku baik2 saja, dan Sim Chung pun langsung memeluknya. Joon Jae dan Sim Chung pun menyusuri jalan kota, dan Joon Jae ingin tahu apakah Sim Chung baik2 saja, Sim Chung menyahut,”Saya sekarang tidak sakit lagi”. Joon Jae lalu memegang Sim Chung, dan menegaskan entah Sim Chung menyukainya atau tidak, ataukah Joon Jae memiliki rencana untuk menyukai Sim Chung atau tidak dimana situasi ini sungguh mengganggu Joon Jae.

Joon Jae ingin tahu apakah Sim Chung mencoba untuk pergi darinya. Joon Jae ingin tahu kemana Sim Chung pergi dan bersama dengan siapa. Joon Jae,”Apa dengan pria PNS itu?”. Sim Chung,”Jeong Hoon sekarang sudah pergi. Sangat jauh”. Joon Jae ingin tahu apakah Sim Chung juga berencana pergi setelah Jeong Hoon pergi, sambil mengungkit saat Sim Chung mengatakan dia pernah makan ramyeon bersama pria. Sim Chung menegaskan dia tidak makan ramyeon bersama Jeong Hoon, Joon Jae,”Jadi siapa pria yang kamu maksud?”, Sim Chung,”Saya tidak bisa memberitahumu”. Karena Sim Chung tak ingin mengatakannya, Joon Jae mengajak Sim Chung bermain mesin capit boneka.

Sim Chung lalu ingin mengambil sebuah boneka gurita pink yang imut, namun Sim Chung tak berhasil. Joon Jae menasehati,”Kehidupan adalah sesuatu yang mungkin berhasil namun mungkin juga tidak. Namun jika kamu menyerah disini, boneka gurita warna pink  yang kamu pilih mungkin tidak pernah datang”. Joon Jae mamasukkan koin agar Sim Chung bermain mesin capit boneka itu kembali.

Sim Chung mencoba permainannya, namun dia gagal. Joon Jae menegaskan Sim Chung tidak boleh menyerah hingga apa yang diinginkannya menjadi miliknya. Sim Chung lalu berusaha keras untuk mendapatkan boneka gurita pink itu, dan membuat Joon Jae merasa ngantuk. Joon Jae lalu merasa ada yang salah dengan mesinnya dimana pemiliknya dengan sengaja melonggarkan mesin capit bonekanya, dan meminta Sim Chung pergi.

Sim Chung berusaha tak ingin menyerah, namun Joon Jae menjelaskan Sim Chung tidak menyerah hanya berhenti sejenak. Joon Jae menambahkan hal terpenting yang harus dipelajari oleh Sim Chung bahwa dia tidak boleh menyerah dengan apa yang sudah dia pilih. Sim Chung pun mengerti dia tak boleh menyerah, dan Joon Jae senang mendengarnya.

Akhirnya Joon Jae bersama Sim Chung kembali ke rumahnya. Nam Doo sudah sangat mengkhwatirkan Joon Jae, dan ingin tahu apakah Joon Jae sudah mengenali wajah orang yang menyerang. Sekilas, Joon Jae teringat dengan Dae Young serta tuan Yang di jaman Joseon. Joon Jae mengaku masih belum mengenali betul orang yang menyerangnya.

Tak lama perhatian Joon Jae tertuju pada sebuah acara TV yang memperlihatkan wajah Dae Young, Joon Jae,”Dialah orangnya”. Tak lama Sim Chung  menyahut,”Dia mengambil topinya hari ini”. Joon Jae lalu bertanya apakah Sim Chung mengingat orang yang muncul di TV tadi, yang pernah berpakaian layaknya polisi serta mengenakan topi berwarna hitam. Sim Chung,”Dia yang mengenakan topi polisi serta topi warna hitam”. Joon Jae,”Kamu.. Sudahkah kamu melihatnya setelah hari itu?”. Sim Chung menjawab,”Yah. Ketika saya melewati jalan”.

Nam Doo kaget mendengarnya karena ternyata Dae Young sudah sering membuntuti Sim Chung. Joon Jae pun marah besar mengapa Sim Chung tak mengatakan apapun kepadanya. Nam Doo melerai,”Cheong kamu juga tidak tahu. Kamu baru saja tahu. Kenapa kamu menyalahkannya?”. Joon Jae pergi, dan Nam Doo mengikutinya. Nam Doo membakar kayu guna menghangatkan tubuh, namun Joon Jae sudah sangat gelisah mengapa Dae Young membuntuti Sim Chung. Nam Doo menjelaskan Dae Young bukan hanya membuntuti Sim Chung, namun juga mencoba untuk membunuh Joon Jae.

Joon Jae bingung mengapa Dae Young mengikuti Sim Chung, lalu Joon Jae teringat perkataan Dam Ryung bahwa nasib di masa lampau akan kembali terulang dimasa sekarang, termasuk nasib menyedihkan. Joon Jae teringat dia harus melindungi Sim Chung dari Dae Young. Joon Jae memberitahukan ke Nam Doo bahwa dia pernah merasakan hidup di jaman Joseon, dan mengenakan gelang Dam Ryung. Nam Doo juga menceritakan mimpi omong kosongnya, dan membuat Joon Jae kesal. Nam Doo sendiri tak percaya Joon Jae adalah Dam Ryung.

Joon Jae merasa dia sedang melihat dunia yang sama yakni kehidupannya di dunia lain. Nam Doo yakin Joon Jae memiliki mimpi seperti itu karena Shi Ah memberitahukannya tentang penggalian dari sebuh kapal karam. Nam Doo yakin  fakta itu yang mempengaruhi alam pikiran Joon Jae, apalagi Joon Jae pernah mempelajari dunia hipnoterapi neuroscience. Nam Doo merasa adalah hal yang normal memiliki mimpi aneh sebelum memiliki projek yang besar, Nam Doo,”ini pastinya tanda projek Ahn Jin Joo kita akan sukses besar”.

Jin Joo sendiri sedang menelpon dan menceritakan tentang perkelahian anaknya dengan Seo Yuna.  Jin Joo,”Kamu tahulah gadis seperti itu selalu tak tahan dengan kondisi yang menyenangkan. Apa. Kamu dapat panggilan dari ibunya? Kenapa?. Ketika ada anak seperti itu, selalu anak kita yang menderita”.  Tak lama suami Jin Joo datang, dan dia heran Jin Joo terlalu  lama bicara di telepon namun tak berbicara secara rinci. Jin Joo lalu membahas tentang pertemuan suaminya dengan Gil Joong.

Suami Jin Joo mengaku sudah berusaha mengajak Gil Joong makan malam, namun dia sibuk dan belum menentukan waktunya. Jin Joo kesal mendengarnya dan mengaku sudah menyiapkan makan malam buat Gil Joong. Suami Jin Joo,”Dia bukan pria mudah. Jika ada sebuah nilai investasi, dia akan melakukannya sendiri dan tidak akan menyerahkannya pada kita”. Jin Joo kesal merasa  Gil Joong juga harus membagikan bisnisnya dengan mereka. Jin Joo,”Saya sungguh hati2 agar tidak tertangkap dengan audit external atau layanan pajak nasional”. Suami Jin Joo mengaku sudah berusaha keras untuk mendapatkan uang yang mereka idamkan, dan Jin Joo tidak ingin usaha keras suaminya menjadi sia2.

Dae Young lalu mendantangi rumah Seo Hee, dan meminta uang kepadanya. Dae Young mengaku Joon Jae bukanlah sebuah target yang mudah. Seo Hee memberitahukan ke Dae Young bahwa Gil Joong sudah ingin bertemu dengan pengacaranya untuk melegalkan keinginannya. Seo Hee tak ingin Gil Joong memberikan semua hartanya kepada Joon Jae. Tak lama Chi Hyun datang, dan Dae Yooung pun bergegas untuk pergi.

Chi Hyun masuk kedalam rumahnya, dan memberitahukan bahwa dia sudah pernah bertemu dengan Joon Jae secara tidak sengaja, namun Chi Hyun memberitahukan ke Seo Hee bahwa dia belum memberitahukan hal itu kepada ayahnya, Seo Hee,”Pekerjaan bagus. Dia lagi banyak tekanan baru2 ini. Saya pikir lebih baik kamu tidak memberitahukannya”.

Chi Hyun ingin tahu dimana  Joon Jae tinggal juga keadaannya, namun Seo Hee mengaku tak tahu menahu hal  itu. Chi Hyun,”lalu mengapa kamu tidak bertanya banyak padaku tentang dia? Bukannya kamu lebih banyak ingin tahu tentang dia semenjak saya bertemu dengannya?”. Seo Hee mengaku dia juga Gil Joong sudah banyak mendapatkan ketakutan besar dari Joon Jae. Seo Hee,”Tidakkah ini terasa aneh jika saya tertarik dan ayahmu tidak?”. Chi Hyun lalu merasa ayahnya tidak ingin memperlihatkan perasaannya terhadap Joon Jae, karena Seo Hee dan Chi Hyun.

Seo Hee ingin tahu apakah Chi Hyun tak senang dengan keadaan mereka sekarang, Seo Hee menjelaskan keadaan yang mereka rasakan sekarang akan berubah ketika Joon Jae sudah kembali. Seo Hee,”Kamu kira kamu akan menjaga apa yang kamu miliki?”. Chi Hyun mengaku ingin melindungi ibunya, namun Seo Hee menegaskan adalah tugasnya untuk melindungi Chi Hyun. Keesokan harinya, Chi Hyun berada di dalam mobil sambil hendak menelpon.

Di rumahnya, Joon Jae, Nam Doo, juga Tae Oh sedang melihat rekaman Dae Young yang membuatnya sulit tertangkap oleh polisi. Tak lama Chu Hyun menelpon Joon Jae, dan memberitahukan kondisi kepala Nam yang sedang terluka parah. Joon Jae merasa tak senang ketika Chi Hyun menelponnya, Chi Hyun,”nomormu adalah nomor terakhir yang dihubunginya sebelum kecelakaan”. Joon Jae lalu hendak pergi dan mencari Sim Chung, namun Nam Doo juga tak tahu keberadaannya, dia hanya tahu Sim Chung sudah pergi. Joon Jae marah mengapa Nam Doo membiarkan Sim Chung pergi. Joon Jae menelpon namun Sim Chung tak mengangkatnya, lalu Joon Jae melacak lokasi GPRS di hp Sim Chung.

Sim Chung sendiri bersama seorang noona yang bernama Jin Kyung. Jin Kyung,”Jadi pria ini memiliki rencana untuk menyukaimu. Jadi ini adalah hari pertama. Apa yang kamu lakukan sekarang sungguh penting jika kamu ingin dia sungguh mencintaimu”. Sim Chung pun ingin tahu apa yang harus dilakukannya agar membuat Joon Jae sungguh mencintainya. Jin Kyung lalu menjelaskan ada tiga langkah cinta, yakni cinta yang romantis, cinta yang seksi, dan cinta yang kotor.

Jin Kyung menjelaskan cinta kotor hanya milik orang yang ahli. Jin Kyung menyarankan agar Sim Chung memulai percintaannya dengan cinta yang romantis. Sim Chung ingin tahu seperti apa jenis cinta yang romantis. Jin Kyung pun menjelaskan,”Minum teh, makan, pergi ke  bioskop, membawamu ke rumah, mengirim sms untuk mengetahuimu,  mengirim emoji, pergi melihat bintang, membuat rencana buatmu, bermain mendorong dan menarikmu, dan mengakui perasaannya padamu. Namun semuanya ini mengarah pada hal2 yang kotor”. Sim Chung ingin tahu kekotoran yang dimaksud Jin Kyung, namun Jin Kyung tak ingin menjelaskannya.

Jin Kyung,”Jika kamu ceroboh, ini akan berakhir setelah melihat sebuah keburukan. Kamu hanya menembak tembakan cinta”. Lalu Jin Kyung memandangi seorang pria yang mencoba merayu pasangannya. Jin Kyung menjelaskan pria itu mencoba untuk menembakkan senjata hatinya. Jin Kyung lalu ingin tahu apakah Sim Chung dan pacarnya sudah membuat nama panggilan yang hanya digunakan  bersama pacarnya. Jin Kyung,”pacar pertamaku memanggilku mong2(artinya gonggongan anjing). Namun berakhir setelah seekor anjing berkelahi. Jangan menggunakan nama hewan. Akhrinya pasti tak bagus”. Sim Chung lalu ingin menggunakan nama panggilan putri duyung, namun Jin Kyung melarang Sim Chung menggunakannya.

Tak lama Joon Jae datang lalu menjemput Sim Chung, Joon Jae marah mengapa Sim Chung tak menjawab teleponnya. Joon Jae membawa Sim Chung pergi, dan bingung mengapa Sim Chung bermain dengan pengemis. Jin Kyung sontak marah dengan sindiran Joon Jae yang menyebutnya pengemis, Joon Jae memberikan salam dan pergi. Jin Kyung,”Saya bukan pengemis. Saya tak punya rumah! Orang jalanan!”, namun seorang malah memberikan uang koin kepada Jin Kyung dan dia kesal.

Joon Jae mendatangi ruang ICU dan menjenguk tuan Nam, dan keluarga kepala Nam menangis. Keluarga  tuan Nam,”Kamu selalu bilang Joon Jae kita2x..tolong bangunlah”. Joon Jae yakin tuan Nam tidak mabuk sambil menyetir, Joon Jae  ingin tahu kotak hitam mobilnya, sayangnya rekamannya tak ada. Muncullah masa silam ketika Dae Young menghapus rekaman kotak hitam di mobil tuan Nam.

Gil Joong bertemu dengan dokternya, dan Gil Joong divonis mengalami traumatik katarak. Dokter,”Mungkin Anda mengusap mata anda dengan keras atau ditinju?”. Gil Joong,”Tidak.. tidak ada seperti itu. Akhir2 ini penghilatanku tidak jelas dan gelap”. Dokter itu lalu membuatkan resep obat kepada Gil Joong  setelah mendengar gejala yang dirasakannya. Dokter,”Jika ini semakin memburuk, tidak ada cara lain selain transplantasi”.

Chi Hyun lalu bertemu dengan Sim Chung, dan Sim Chung memanggilnya sebagai keluarga Joon Jae. Chi Hyun,”Setidaknya hanya nona Sim Chung yang memanggilku keluarga Joon Jae”. Sim Chung,”Saya mengatakannya beberapa waktu lalu. Namun saya tidak putus dengan Heo Joon Jae”. Chi Hyun ingin tahu kapan keduanya menikah, Sim Chung menjawab,”Mulai sekarang, kami masih merencanakannya. Banyak hal”.

Sim Chung lalu mengungkit keluarga biasa bersikap hangat, namun tidak demikian dengan Chi Hyun serta Joon Jae. Tak lama  Gil Joong datang, dan Sim Chung bertanya,”Apa orang ini juga adalah keluarga Joon Jae?”. Gil Joong,”Apa kamu orang yang kenal dengan Joon Jae ku?”. Tak lama Joon Jae keluar dari ruangan kepala Nam, dan bertemu dengan ayahnya. Keduanya saling menatap dingin satu sama lain. Muncullah masa silam ketika Joon Jae kecil meminta ayahnya untuk membelikannya susu pisang, dan ayahnya membelikannya.

Joon Jae mengingat masa kecilnya ketika dia menyendiri dan menangis di kamarnya karena sakit, sementara sang ayah mentraktir Chi Hyun serta Seo Hee makan steak. Kembali ke masa sekarang, Gil Joong ingin tahu apa yang terjadi pada wajah Joon Jae. Joon Jae,”Kamu ingin tahu apa yang terjadi padaku sekarang?”. Gil Joong,”Jadi siapa yang menyuruhmu untuk pergi dari rumah dan menderita?”.

Joon Jae menegaskan dia tidak meninggalkan rumah namun meninggalkan sisi Gil Joong, sehingga dia merasa tidak menderita daripada harus tinggal di rumah Gil Joong. Joon Jae kini merasa jauh lebih baik. Gil Joong,”Apa yang saya lakukan  karena menjaga Chi Hyun lebih baik darimu?. Seorang anak bahkan tidak tahu hati anaknya. Apa kamu sungguh mengira saya menyukai Chi Hyun  lebih darimu sehingga saya lebih menjaganya”. Joon Jae menegaskan,”Kamu menyerah pada ibuku dan aku. Dan saat kita bersama itu”.

Sumber by aktriskorea.web.id/sinopsis-drama-korea/sinopsis-the-legend-of-the-blue-sea-episode-9-drama-korea-bagian-pertama/

0 Response to "Sinopsis The Legend Of The Blue Sea Episode 9 Drama Korea Bagian Pertama"

Post a Comment

Label

Sinopsis (2847) Entertaiment (2463) India (1043) Trailer (800) Film (776) Drama Korea (589) Movie (487) ANTV (372) Serial Tv (321) Blog (236) Sinetron (185) Film Indonesia (180) Film Korea (148) Drama (145) Anandhi ANTV (128) Blogging (127) Lonceng Cinta ANTV (117) Mohabbatein (117) Program TV (117) Review (110) Film India (109) Film Jepang (101) Selebritis (83) Sosial Media (80) GEET ANTV (71) Bisnis Online (68) Hollywood (68) Berita Popoler (64) MNCTV (61) Thapki ANTV (60) Comedy (55) Drama Asia (53) Action (49) Marketing Online (49) Bisnis (48) Berita Populer (46) Gosip (46) Bollywood (45) TV (43) SCTV (38) Horor (37) Drama Jepang (33) Romance (32) Thriller (29) RCTI (26) Drama China (24) JanjiSuciVidya (24) Teknologi (22) Nasional (20) Film China (19) Dev dan Sona (18) PaakhiANTV (18) Facebook (17) Animation (16) Astha dan Shlok (16) Google Adsense (16) BigMovies (15) Drama Taiwan (15) Inspiratif (15) Tips (15) Berita Selebritis (14) Cahaya Cinta ANTV (14) Media Online (14) Uttaran (14) Berita Hollywood (13) K-POP (13) Internet (12) Korea (12) SWARAGINI ANTV (12) Aku (11) PUNARVIVAHANTV (11) SEO (11) Twitter (11) Gangaa Season 2 (10) Berita Film (9) Fantasi (8) Tips Menulis (8) Info (7) NET (6) Superhero (6) Uang Online (6) Video (6) Asia (5) MADHUBALAANTV (5) Tokoh Internet (5) Affiliate (4) Biography (4) Film Taiwan (4) Jepang (4) Kisah Sukses (4) Naagin SCTV (4) TVONE (4) Telenovela (4) Website (4) BIDAAI ANTV (3) Belahan Jiwa SCTV (3) Endless Love tvOne (3) Film Hongkong (3) Forex (3) LinkedIn (3) Musik (3) NakushaANTV (3) Ranveer Ishani (3) BOBOWOW (2) Doble Kara MNCTV (2) PANDU ANTV (2) Profil (2) Putri Biru ANTV (2) Sejarah (2) Tomorrow With You (2) Torn Apart TvOne (2) TransTV (2) Anak Langit SCTV (1) Award (1) Berkah Cinta SCTV (1) CINTA ELIF TVONE (1) Drama Mandarin (1) Forevermore MNCTV (1) Game (1) GatotKacaANTV (1) IKTPANTV (1) Japan (1) Lonceng Cinta (1) NadinANTV (1) Orphan Flowers TvOne (1) PangkuanHimalayaANTV (1) Roman Picisan RCTI (1) SiBoySCTV (1) Template (1) Winter Sun tvOne (1)