Kematian Dursasana tidak ada yang bisa melindunginya. Sebelum darahnya membasuh rambut Pancali, aku tidak akan membiarkan kau mati. Sampai kau terus memohan atas kematianmu. Itulah yang diuangkapkan oleh Bima pada Dursasana. Namun Ibu Kunti melarang Drupadi untuk tidak membunuh Dursasana. Tapi Drupadi mengingatkan Mertuanya atas apa yang dikatakannya sewaktu di sidang kerajaan dimana ia permalukan oleh para kurawa. Aku bukan seorang gadis, seorang Ibu , menantu atau apapun itu. Sebab aku adalah api kematian bagi orang yang jahat. Demikianlah ucapan Pancali menjawab permintaan Ibu Mertuanya.
Sementara itu Dursana mencoba melarikan diri. Dia terus mengemis minta maaf pada Bima. Namun sudah terlalu sering kesempatan untuk meminta maaf. Bima malah mencekiknya dan mengingatkan dirinya atas perlakuannya di Sidang Kerajaan.
Drupada sudah hadir. Kini saatnya membasuh rambutnya dengan darahnya. Sementara Putri Drupadi tidak teringat akan perlakukan terhadap dirinya. Bima pernah bersumpah akan memotong kedua tangannya karena tangan itulah menghina kesucian rambut Drupadi. Bima bagaikan setan yang kehausan mencabik kedua tangan adik Duryodana. Bahkan saudara Bima pun tidak sanggup melihat atas apa yang dilakukannya. Ditempat lain Duryodana, Sangkuni dan Raja Angga hanya bisa melihat kematian Pangeran Dursasana. Semua kejahatannya tersebut terngiang-ngiang dikepala Drupadi. Bima pun menyuruh Istrinya tersebut, agar dia dapat mencuci rambutnya seperti sumpahnya bahwa ia tidak akan pernah mengikat rambutnya sebelum rambutnya dibersihkan oleh darah Dursasana.
Kematian Dursasana tidak ada yang bisa melindunginya. Sebelum darahnya membasuh rambut Pancali, aku tidak akan membiarkan kau mati. Sampai kau terus memohan atas kematianmu. Itulah yang diuangkapkan oleh Bima pada Dursasana. Namun Ibu Kunti melarang Drupadi untuk tidak membunuh Dursasana. Tapi Drupadi mengingatkan Mertuanya atas apa yang dikatakannya sewaktu di sidang kerajaan dimana ia permalukan oleh para kurawa. Aku bukan seorang gadis, seorang Ibu , menantu atau apapun itu. Sebab aku adalah api kematian bagi orang yang jahat. Demikianlah ucapan Pancali menjawab permintaan Ibu Mertuanya.
Sementara itu Dursana mencoba melarikan diri. Dia terus mengemis minta maaf pada Bima. Namun sudah terlalu sering kesempatan untuk meminta maaf. Bima malah mencekiknya dan mengingatkan dirinya atas perlakuannya di Sidang Kerajaan.
Drupada sudah hadir. Kini saatnya membasuh rambutnya dengan darahnya. Sementara Putri Drupadi tidak teringat akan perlakukan terhadap dirinya. Bima pernah bersumpah akan memotong kedua tangannya karena tangan itulah menghina kesucian rambut Drupadi. Bima bagaikan setan yang kehausan mencabik kedua tangan adik Duryodana. Bahkan saudara Bima pun tidak sanggup melihat atas apa yang dilakukannya. Ditempat lain Duryodana, Sangkuni dan Raja Angga hanya bisa melihat kematian Pangeran Dursasana. Semua kejahatannya tersebut terngiang-ngiang dikepala Drupadi. Bima pun menyuruh Istrinya tersebut, agar dia dapat mencuci rambutnya seperti sumpahnya bahwa ia tidak akan pernah mengikat rambutnya sebelum rambutnya dibersihkan oleh darah Dursasana.
0 Response to "REVIEW MAHABARATA ANTV : BIMA MEMBUNUH DURSASANA"
Post a Comment