Setelah Krisna menunjukkan siapa dirinya dan memberikan pelajaran tentang cinta dan cinta buta, Guru Drona dengan bahagia sambil senyum melepaskan semua kekuatannya dan meletakkan senjatanya, siap menerima hukumannya. Akhirnya dia sendiri yang bertanya dimana Destraniumna yang akan mencabut nyawanya. Saat itu juga takdirnya, orang yang akan mencabut nyawanya hadir membawa sebuah pedang sangat tajam. Guru Drona pun berkata " Nak, Wujudkanlah tujuan kelahiranmu". Dengan berat hati, anak dari Raja Drupada mengebaskan pedangnya di lehernya dan kepala Guru Drona lepas dari tubuhnya. Maka dua orang kesatria yang hebat, merupakan satu perguruan harus tewas dalam hari yang sama.
Kesedihan pun dirasakan oleh pihak kurawa dan pihak pandawa. Aswatama berjanji akan menggunakan senjata milik ayahnya untuk menghabisi garis keturunan Pandawa.
Setelah Panglima perang Guru Drona mati dalam perang, Pangeran Duryodana pun mengangkat Raja Angga Karna sebagai panglima. Sebenarnya siapa yang melakukan penipuan dalam perang. Kenapa Duryodona selalu menuduh pihak Pandawa yang menggunakan kata penipu dalam perang itu.
Dengan diangkatnya Karna sebagai Panglima. Duryodona menjadikan Karna sebagai baju mesi untuknya dan bagi keluarganya. Raja Madra pun tidak mau mengakui Karna sebagai panglimanya sehingga Duryodana menjadikannya seorang Kusir. Kusir dari Raja Angga.
Dari kejauhan Putri Drupadi hanya bisa memandang api pembakaran prajurit/ kesatria yang tewas dalam medan perang. Maka Arjuna hadir, dan meminta Istrinya untuk tidak lagi melihat api pembakaran itu. Dan Bima pun akan memenuhi janjinya untuk menghabisi Dursasana. Drupadi akan mencucinya rambunya dengan darahnya dan diminum oleh Bima.
Perang Hari Ke Enam Belas
Saat mulai perang, Bima pun langsung mencari Dursasana untuk memenuhi Janjinya. Mereka pun bertarung seperti permintaan Dursasana. Mana mampu dia melawan Bima yang memiliki kekuatan layaknya seperti seekor gajah. Jelas, Dursasana pun sudah takluk ditangannya. Tinggal menunggu matahari terbenam menunggu Drupadi datang ke dalam perang.
Setelah Krisna menunjukkan siapa dirinya dan memberikan pelajaran tentang cinta dan cinta buta, Guru Drona dengan bahagia sambil senyum melepaskan semua kekuatannya dan meletakkan senjatanya, siap menerima hukumannya. Akhirnya dia sendiri yang bertanya dimana Destraniumna yang akan mencabut nyawanya. Saat itu juga takdirnya, orang yang akan mencabut nyawanya hadir membawa sebuah pedang sangat tajam. Guru Drona pun berkata " Nak, Wujudkanlah tujuan kelahiranmu". Dengan berat hati, anak dari Raja Drupada mengebaskan pedangnya di lehernya dan kepala Guru Drona lepas dari tubuhnya. Maka dua orang kesatria yang hebat, merupakan satu perguruan harus tewas dalam hari yang sama.
Kesedihan pun dirasakan oleh pihak kurawa dan pihak pandawa. Aswatama berjanji akan menggunakan senjata milik ayahnya untuk menghabisi garis keturunan Pandawa.
Setelah Panglima perang Guru Drona mati dalam perang, Pangeran Duryodana pun mengangkat Raja Angga Karna sebagai panglima. Sebenarnya siapa yang melakukan penipuan dalam perang. Kenapa Duryodona selalu menuduh pihak Pandawa yang menggunakan kata penipu dalam perang itu.
Dengan diangkatnya Karna sebagai Panglima. Duryodona menjadikan Karna sebagai baju mesi untuknya dan bagi keluarganya. Raja Madra pun tidak mau mengakui Karna sebagai panglimanya sehingga Duryodana menjadikannya seorang Kusir. Kusir dari Raja Angga.
Dari kejauhan Putri Drupadi hanya bisa memandang api pembakaran prajurit/ kesatria yang tewas dalam medan perang. Maka Arjuna hadir, dan meminta Istrinya untuk tidak lagi melihat api pembakaran itu. Dan Bima pun akan memenuhi janjinya untuk menghabisi Dursasana. Drupadi akan mencucinya rambunya dengan darahnya dan diminum oleh Bima.
Perang Hari Ke Enam Belas
Saat mulai perang, Bima pun langsung mencari Dursasana untuk memenuhi Janjinya. Mereka pun bertarung seperti permintaan Dursasana. Mana mampu dia melawan Bima yang memiliki kekuatan layaknya seperti seekor gajah. Jelas, Dursasana pun sudah takluk ditangannya. Tinggal menunggu matahari terbenam menunggu Drupadi datang ke dalam perang.
0 Response to "REVIEW MAHABARATA ANTV : GURU DRONA dan RAJA DRUPADA TEWAS "
Post a Comment