Tears Of The Sun
Sumber : Detik.com |
Dikutip dari Wikipedia, Bahwa Willis memproduksi Tears of The Sun melalui Cheyenne Enterprises, perusahaan produksinya, dan mengambil judul dari sub judul awal Live Free or Die Hard, film keempat dalam seri Die Hard. Film ini adalah kisah nyata tentang misi yang dilakkan oleh tim operasi khusus kanada : JTF2
Sumber : wikipedia |
Dalam film ini Letnan A.K Waters yang diperankan oleh Bruce Willis diperintahkan oleh atasannya Kapten Bill Rhodes (Tom Skerritt) untuk misi kemanusiaan masuk ke negara Nigeria dan mengeluarkan negara asing dari negara tersebut ke negara yang relatif aman dari perbatasan Kamerun. Karena Nigeria tengah terjadi konflik etnis yang mengarah ke perang saudara atau
bisa dikatakan perlawanan terhadap pemerintahan berkuasa yaitu Presiden Samuel Azuka.
Pada intinya Letnan Waters ditugaskan oleh Kapten Bill Rhodes untk mengekstradisi seorang tenaga medis yang berkebangsaan Amerika bernama Dr Lena Kendricks yang diperankan oleh Monica Belluci, seorang Pastor dan dua orang biarawati dan di wajibkan untuk menghindari kontak senjata dengan pihak yang sedang bertikai. Walaupun demikian mereka tetap dipersenjatai lengkap. Kemudian tim penyelamat ini yang terdiri dari Slo Flea, Lake, Sutra, Zee, Doc dan Red dberangkatkan dari kapal perang USS Harry Truman yang berlayar di perairan Afrika menuju daerah konflik.
Tidak ada masalah yang rumit diketemui pasukan penyelamat ini hingga sampai ke tempat yang di tentukan. Sebuah gereja untuk menampung para korban(rumah sakit daerurat). Dr Kendrics justru menolak diekstradisi karena lebih memilih tingga di rumah sakit darurat tersebut. Dan para pengungsi dan pasiennya tentunya sangat membutuhkan tenaganya. Dokter tersebut pun
memberikan syarat hanya mau diselamat apabila pengungsi dan pasiennya yang dirawat dibawa ke tempat aman yaitu perbatasan. Seorang Letnat yang diperintahkan dan loyalitas pun dipertaruhkan dengan perang batin pun juga mulai di uji antara mematuhi perintah komandan yang hanya perlu menyelamatkan Dokter atau menuruti perintah dokter tersebut membawa rombongan yang cukup jumlahnya lumayan besar.
Karena dokter bersikeras dengan keputusannya, maka Waters pun seusai diskusi denga anak buahnya membawa para rombongan tersebut. Maka diputuskanlah yang dibawa hanyalah yang mampu berjalan dan selebihnya yang sama sekali tidak bisa berjalan tinggal bersama misioners. Ketika fajar pagi menyingsing mereka mulai berangka dan menembus hutan berjalan menuju perbatasan. Ketika malam tiba mereka pun tidak bisa istirahat lama karena para pemberontak terus mengejar mereka. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat penjemputan, yang rupanya idenya mereka hanya membawa pengungsi sampai disitu dan
meninggalkan, hanya membawa Dr Lena untuk di ekstradisi. Letnan Waters dengan susah payah memaksa Lena masuk helikoper sampai dia pun mendapatkan sebuah tamparan.
Liku-liku dalam film ini membuat kita dapat merasakan penderitaan yang dirasakan pengungsi dalam film ini. Film ini banyak memberikan pesan moral pada kita. Bahwa masih banyak di luar sana yang hidupnya terus dalam peperangan.
Entah apa yang ada dalam pikiran Letnat waters kembali pada pengungsi dan kembali berjalan bersama Dr Lena. Anak-anak dan yang orang tua lah jadinya yang dinaikkan ke helikopter. Letnan Waters dan anak buahnya heran, melihat scan panas. Tentara pemberontak bisa mengikuti mereka dengan cepat dan semakin mendekat.Disinilah Slo curiga bahwa diantara para pengungsi pastilah ada yang membawa peralatan yang bisa mengirimkan sinyal ke para pemberontak. Kecurigaan pasukan Waters ternyata benar, ada seorang pengungsi bernama Gideon yang berusaha melarikan diri saat hendak digeledah. Akhirnya Gideon pun ditembak dan dia pun mengakui kalo dia terpaksa melakukan hal itu karena keluarganya sedang dalam penyanderaan para emberontak. Disinilah akhirnya juga diketahui bahwa di dalam rombongan para pengungsi ini terselip seorang yang akan terus diburu oleh para pemberontak dimana pun dia berada. Dia adalah Arthur Azuka (Sammi Rotibi), putra Presiden Samuel Azuka yang berhasil selamat. Sebagai satu-satunya putra presiden yang selamat, otomatis dia merupakan pewaris utama yang sah dan berhak menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin suku Ibo.
Karena pemberontak sudah semakin dekat, pertempuran pun tidak bisa dihindari. Mereka berusaha menghalau dan mengangkat senjata.Sepanjang pertempuran ini, Waters banyak kehilangan anggota pasukannya, diantaranya adalah Slo, Flea, Lake, dan Sutra. Disinilah bagaimana seorang Letnan yang hanya menuruti perintah untuk melindungi para pengungsi. Mati-matian dia menyelamatkan para pengungsi. Tapi endingnya para pengungsi selamat sampai ke perbatasan. Maka untuk anda yang penasaran lagi dengan film ini silakan tonton lagi. Mungkin akan diputar lagi di TransTv atau Global Tb yang sering memutar film box office hollywood.
Tears Of The Sun
Sumber : Detik.com |
Dikutip dari Wikipedia, Bahwa Willis memproduksi Tears of The Sun melalui Cheyenne Enterprises, perusahaan produksinya, dan mengambil judul dari sub judul awal Live Free or Die Hard, film keempat dalam seri Die Hard. Film ini adalah kisah nyata tentang misi yang dilakkan oleh tim operasi khusus kanada : JTF2
Sumber : wikipedia |
Dalam film ini Letnan A.K Waters yang diperankan oleh Bruce Willis diperintahkan oleh atasannya Kapten Bill Rhodes (Tom Skerritt) untuk misi kemanusiaan masuk ke negara Nigeria dan mengeluarkan negara asing dari negara tersebut ke negara yang relatif aman dari perbatasan Kamerun. Karena Nigeria tengah terjadi konflik etnis yang mengarah ke perang saudara atau
bisa dikatakan perlawanan terhadap pemerintahan berkuasa yaitu Presiden Samuel Azuka.
Pada intinya Letnan Waters ditugaskan oleh Kapten Bill Rhodes untk mengekstradisi seorang tenaga medis yang berkebangsaan Amerika bernama Dr Lena Kendricks yang diperankan oleh Monica Belluci, seorang Pastor dan dua orang biarawati dan di wajibkan untuk menghindari kontak senjata dengan pihak yang sedang bertikai. Walaupun demikian mereka tetap dipersenjatai lengkap. Kemudian tim penyelamat ini yang terdiri dari Slo Flea, Lake, Sutra, Zee, Doc dan Red dberangkatkan dari kapal perang USS Harry Truman yang berlayar di perairan Afrika menuju daerah konflik.
Tidak ada masalah yang rumit diketemui pasukan penyelamat ini hingga sampai ke tempat yang di tentukan. Sebuah gereja untuk menampung para korban(rumah sakit daerurat). Dr Kendrics justru menolak diekstradisi karena lebih memilih tingga di rumah sakit darurat tersebut. Dan para pengungsi dan pasiennya tentunya sangat membutuhkan tenaganya. Dokter tersebut pun
memberikan syarat hanya mau diselamat apabila pengungsi dan pasiennya yang dirawat dibawa ke tempat aman yaitu perbatasan. Seorang Letnat yang diperintahkan dan loyalitas pun dipertaruhkan dengan perang batin pun juga mulai di uji antara mematuhi perintah komandan yang hanya perlu menyelamatkan Dokter atau menuruti perintah dokter tersebut membawa rombongan yang cukup jumlahnya lumayan besar.
Karena dokter bersikeras dengan keputusannya, maka Waters pun seusai diskusi denga anak buahnya membawa para rombongan tersebut. Maka diputuskanlah yang dibawa hanyalah yang mampu berjalan dan selebihnya yang sama sekali tidak bisa berjalan tinggal bersama misioners. Ketika fajar pagi menyingsing mereka mulai berangka dan menembus hutan berjalan menuju perbatasan. Ketika malam tiba mereka pun tidak bisa istirahat lama karena para pemberontak terus mengejar mereka. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat penjemputan, yang rupanya idenya mereka hanya membawa pengungsi sampai disitu dan
meninggalkan, hanya membawa Dr Lena untuk di ekstradisi. Letnan Waters dengan susah payah memaksa Lena masuk helikoper sampai dia pun mendapatkan sebuah tamparan.
Liku-liku dalam film ini membuat kita dapat merasakan penderitaan yang dirasakan pengungsi dalam film ini. Film ini banyak memberikan pesan moral pada kita. Bahwa masih banyak di luar sana yang hidupnya terus dalam peperangan.
Entah apa yang ada dalam pikiran Letnat waters kembali pada pengungsi dan kembali berjalan bersama Dr Lena. Anak-anak dan yang orang tua lah jadinya yang dinaikkan ke helikopter. Letnan Waters dan anak buahnya heran, melihat scan panas. Tentara pemberontak bisa mengikuti mereka dengan cepat dan semakin mendekat.Disinilah Slo curiga bahwa diantara para pengungsi pastilah ada yang membawa peralatan yang bisa mengirimkan sinyal ke para pemberontak. Kecurigaan pasukan Waters ternyata benar, ada seorang pengungsi bernama Gideon yang berusaha melarikan diri saat hendak digeledah. Akhirnya Gideon pun ditembak dan dia pun mengakui kalo dia terpaksa melakukan hal itu karena keluarganya sedang dalam penyanderaan para emberontak. Disinilah akhirnya juga diketahui bahwa di dalam rombongan para pengungsi ini terselip seorang yang akan terus diburu oleh para pemberontak dimana pun dia berada. Dia adalah Arthur Azuka (Sammi Rotibi), putra Presiden Samuel Azuka yang berhasil selamat. Sebagai satu-satunya putra presiden yang selamat, otomatis dia merupakan pewaris utama yang sah dan berhak menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin suku Ibo.
Karena pemberontak sudah semakin dekat, pertempuran pun tidak bisa dihindari. Mereka berusaha menghalau dan mengangkat senjata.Sepanjang pertempuran ini, Waters banyak kehilangan anggota pasukannya, diantaranya adalah Slo, Flea, Lake, dan Sutra. Disinilah bagaimana seorang Letnan yang hanya menuruti perintah untuk melindungi para pengungsi. Mati-matian dia menyelamatkan para pengungsi. Tapi endingnya para pengungsi selamat sampai ke perbatasan. Maka untuk anda yang penasaran lagi dengan film ini silakan tonton lagi. Mungkin akan diputar lagi di TransTv atau Global Tb yang sering memutar film box office hollywood.
0 Response to "Review Film Hollywood Box Office : TEARS OF THE SUN"
Post a Comment